Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 06 Maret 2016

DIA TUHAN YANG DAHSYAT

1 Tawarikh 16;1-34
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! bahwasanya untuk selamanya kasih setia-Nya
Haleluyah, Tuhan telah menghantar kita masuk di hari ini, hari yang penuh dengan berkat Tuhan, Terpujilah nama-Nya. Banyak perkara yang kita alami dan banyak berkat dan rahmat Tuhan yang kita nikmati. semuanya anugerah-Nya. Itulah sebabnya kita harus menaikkan syukur yang berlimpah kepada Tuhan. Seperti syair nyanyian yang sering kita nyanyikan berkata: " ’ku ada sebagai mana ‘ku ada, berdiri menghadap tahtaMu Bapa, semua karena anugerah-Mu tercurah bagiku. Besar anugerah-MU, berlimpah kasih-Mu. Semakin hari semakin bertambah, besar anugerah-MU".
Saudara tentu setuju, bahwa yang menghantar kita masuk dihari ini hanyalah Tuhan Yesus Kristus. Hari demi hari yang kita lalui dengan segala macam krisis dan masalah, kita tetap bersuka cita karena mampu melaluinya dengan sejahtera. Kita sering mengalami seakan tak ada lagi jalan dan ingin menyerah angkat tangan, ternyata Tuhan berikan jalan yang lapang, Luar biasa bukan!!!, Itulah manfaatnya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu tak ada salahnya kita coba merenungkan kembali sudah sejauh mana kita membalas cinta kasih, pertolongan dan setia Tuhan tersebut? Bagaimanakah passion kita saat mendapat tugas melayani pekerjaannya? bagaimanakah persiapan kita saat beribadah? dan bagaimanakah bentuk ketaatan kita menjalankan tugas kesaksian disegala pekerjaan masing-masing? 
Saudara, kita harus jujur mengakui bahwa banyak perbuatan yang kita lakukan tidak menunjukkan bahwa kita adalah orang yang bersykur kepada Tuhan.  Kita suka marah dan enggan berdamai denga saudara kita (Ef 6:26) Kita sering menghianati kawan hanya karena ingin mendapat hasil yang lebih dengan melupakan firman yang menghendaki kita hidup bertolong-tolongan (Galatia 6:2-10). Kita sering mengeraskan hati dengan lebih mengandalkan akal dari pada membuka hati terhadap firman-Nya (Mazmur 119:105)
Saudara, kita harus menunjukkan ucapan syukur yang real dan jelas sebab walau banyak dosa dan kejahatan kita lakukan, tetapi penyertaan-Nya itu kekal, Immanuel. Kasih-Nya adalah kasih yang kekal, rahmad-Nya tidak berkesudahan, perlindungan-Nya sempurna adanya. Bagi kita yang percaya, DIA yang dahulu Transendent menjadi Immanent, haleluyah. Bayangkan, yang MAHA KUASA menyertai dan membela kita, dahsyat bukan!!
Dengan apakah kita menunjukkan syukur kita?
Pertama, kita perlu menunjukkan tindakan dan komitment yang sungguh-sunguh menghargai kasih karunia-Nya melalui pembaharuan diri dan hidup secara utuh (Roma 12:1-2). Didalam tangan-Nya terletak segala kuasa yang meruntuhkan penguasa lalim dan menhancurkan segala kuasa kegelapan serta perangkap jahat yang ingin menjatuhkan kita.
Kedua kita perlu bersyukur dengan membaharui pola penyembahan kita. Artinya, roh kita harus selalu menyala-nyala karena yang kita layani adalah yang MAHA AGUNG, RAJA SEGALA RAJA.
Ketiga, kita harus bersyukur dengan memberikan yang terbaik disetiap aktifitas kita. Yang bekerja dikantor bekerjalah dengan sukacita. Kantor itu adalah ladang kesaksianmu. Yang bekerja dipabrik bekerjalah seperti untuk Tuhan. Tunjukkanlah ethos kerja yang diatas rata-rata. Tuhan pasti memperhitungkan upahmu (Kolose 3:17,23) Yang melayani digereja, layanilah dengan motivasi yang tulus. Jika sudah memilki penghasilan dari dunia. tak usah lagi kau harapkan upah dari gereja. Jika engkau pelayan full timer gereja, bicaralah baik-baik dengan gembalamu. Dan jika gembalamu sudah makmur tetapi honormu dibawah UMR Provinsimu, berdoalah supaya Rohkudus menunjukkan gembala yang lebih menghargai pengerjanya. Carilah Gembala yang rendah hati yang lebih mengutamakan domba-dombanya dari pada membangun menara babel modern. Tetapi ingat, berpisahlah dengan baik-baik. Kalau bisa minta lah atestasi gerejawi. Demikianlah cara bersyukur yang praktis dan sangat dikenan Tuhan.
Dengan bersyukur seperti itu, kita mengakui, semuanya karena Anugerahnya, haleluyah!! Terpujilah Kristus selalma-lamanya. Amin. Doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA.

Sabtu, 05 Maret 2016

MUJIZAT MASIH ADA !

Mazmur 116:1-14
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? (12)
Semua orang berjuang keras untuk membangun harkat diri, namun tidak sedikit yang terjerumus kedalam jurang prustasi. Maka sangat sering kita melihat sosok orang yang diam  bertopangkan dagu. Tatapan matanya yang kosong, tak risau dengan orang yang lalu lalang, Ditempat lain orang meratap kecewa karena hidupnya terasa hampa, Ada juga yang beringasan kehilangan akal sehat, hidupnya dipenuhi amarah karena impiannya buyar tidak jelas. Dari sudut etis teologis banyak orang membangun deskripsi hidup yang bias dengan berkata: “Hidup ini tidak berarti, tak ada guna menganut nilai-nilai, taat pada norma-norma adalah perbuatan bodoh”. Itulah fenomena lain era modern, tragis bukan!! 
Dalam nats kita hari ini firman Tuhan berkata: “aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku” (ay 6b). Semua yang difirmankan TUHAN melalui tulisan raja Daud ini merupakan kebenaran yang telah terbukti di dalam perjalanan kehidupannya.Raja Daud telah lebih dahulu mengalami berbagai penderitaan yang mungkin kita alami  sekarang ini. Krisis keuangan, krisis keluarga, krisis rohani, krisis social dan krisis politik dan berbagai krisis lain. Melalui kisah hidupnya kita dapat menarikbeberapa kebenaran, yaitu:  Pertama, untuk setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,  pintu selalu tertutup, harapan dan masa depan selalu ada. Kuasa Tuhan yang tanpa batas dan kekal tersebut mampu membuat yang lemah menjadi kuat, yang sedang mengalami krisis memiliki peluang dan mennjadi pemenang, dan yang menabur pasti menuai, haleluya. Kedua, hidup di masa yang akan datang ditentukan melalui cara kita menjalani hidup di masa kini. Artinya dalam hidup ini, kita selalu diperhadapkan dengan pilihan:  bergantung kepada Tuhan seperti Daud Atau membiarkan hidup kita di kuasai masalah? Jika kita memilih bergantung kepada Tuhan, maka kita kuat dan dipulihkan.  Kita akan seperti air yang mengalir dari sumbernya. Tembok yang tinggi tidak akan membuat kita berhenti. Jurang yang dalam tidak akan membiarkan langkah kita tertahan. Bagaikan Air, kita harus tetap naik merangkak  sampai mengatasi penghalang. Sebaliknya jika kita dikuasai  masalah, hidup kita cepat goyah kalah dan dikalahkan.   Ketiga, masa lalu adalah kenangan sekaligus sebuah pengalaman yang menggerakkan kita menaikkan puji dan syukur supaya nama Tuhan Yesus Kristus semakin masyihur.


Saat ini kita sudah tiba di hari Minggu. Tak terasa sepanjang Minggu sudah  berlalu. Seperti Raja Daud, banyak hal yang kita alami. Mungkin ada suatu saat di hari yang lampau saudara berlimpah sukacita karena Tuhan mengaruniakan hasil kerja dan harmoni kehidupan yang membuat semuanya terasa lebih indah. Pengalaman lain mungkin  membawa saudara di ambang batas pengharapan. Sudah berjuang keras dan tuntas tetapi hasilnya mengecewakan. Saudara, bagaimanapun bentuk pengalaman hidup kita, satu hal yang kita syukuri ialah kita tiba di sini di hari ini, terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus. Hal itu tentu sangat membangkitkan gairah dan motivasi kita untuk selalu meng amini, bahwa Tuhan yang kita sembah adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang (ay 5). Dengan demikian kita akan senantiasa mengekspresikan kegembiraan disetiap hari yang akan kita lalui disepanjang Minggu ini. Mari kita mendekat kepada Tuhan supaya kegembiraan tersebut melingkupi saudara dan keluarga. Percayalah, Tuhan Yesus Kristus memahkotai hari ini dengan kebaikan-Nya (Mazmur 65:12) dan akan terus memahkotai setiap orang percaya dengan berkat, rahmat, dan keselamatan (Mazmur 103,4; 149:4). Itulah sebabnya kita perlu bersyukur didalam kegembiraan, Haleluya   Amin !!

Kamis, 03 Maret 2016

NIKMATILAH MUJIZAT-NYA

Kejadian 13:1-18
Setelah Lot berpisah dengan Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, seluruh negeri yg engkau lihat itu akan kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya” (ay 14-15) 
‘Lot' itu artinya Kristen duniawi. Kehadirannya dalam persekutuan pasti menjadi ragi dan menimbulkan disharmoni. Tampilannya rohani tetapi nihil kontribusi. Orang Kristen duniawi seperti ini, jika dosanya tersingkap tidak bertobat sebaliknya dia justeru menebar antipati. Saat mendengar firman, dia manggut-manggut, tangannya bertopang dagu, jidatnya mengkerut seperti mencoba mengerti,  namun sesunguhnya hatinya membatu. Merasa diri sendiri paling suci dengan kualifikasi level tinggi sementara yang lain disebut Balita rohani. Untuk orang seperti ini ungkapan ‘haleluyah’ bukanlah pujian, melainkan slogan. Nama Tuhan Yesus Kristus yang Mulia dibuatnya menjadi mantera semata. Kuasa dan mujizat Tuhan dia suka, tetapi tidak mau tobat bahkan menolak taat. Cilaka duabelas !!
Dalam nats hari ini, firman Tuhan memerintahkan supaya kita meninggalkan segala bentuk kerohanian duniawi. Seperti Abram harus berpisah dgn Lot. Abram menunjuk kepada Kristen yg ber iman sementara Lot menunjukkan Kristen Duniai. Kerohanian seperti itu selain menghambat mujizat dan menghalangi berkat tetapi juga mengundang bala. Saat Abram berpisah dengan Lot, TUHAN memperbaharui janji-janjinya sekaligus mulai menggenapi janji-janji tersebut kepada Abram (ay 15-17). Menurut Abram, hidup bersama Lot akan senantiasa menimbulkan masalah, menghalangi berkat oleh sebab itu harus berpisah, tidak boleh ada kompromi. Dalam kaitan persekutuan dengan Tuhan, sikap seperti Abram harus menjadi tindakan kita. Jika ingin lebih dalam menikmati janji-janji Tuhan, konsistensi komitmen serta kualitas persekutuan kita harus selalu dipelihara.
Berpikir dan bertindak seperti Lot merupakan sebuah bentuk penolakan terhadap firman dan kedaualatan Allah. Dalam pikiran dan tindakan seperti itu yang berlaku cuma akal semata, tidak ada iman. Saat Lot disuruh memilih, dia langsung memilih lembah Yordan. Lembah Sodom yang hijau, indah dipandang cocok jadi penggembalaan. Lot tertipu logika dan mata. Memang lembah itu indah dan enak dipandang, namun dia tidak tahu disana bahaya mengancam dan hal itu terbukti dikemudian hari (Kejadin 14, 19). Semua yang indah dan menawan matanya, menjadi perangkap yang mencelakakan.  
Memilih dan menikmati yang indah itu perlu, namun mengikuti kehendak Tuhan itu jauh lebih perlu. Menggunakan akal itu harus, sebab akal itu adalah pemberian Tuhan. Namun melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu sebab dengan demikian kita mengakui  Tuhan yang memberi akal. Berkat orang yang hidup dalam iman dengan orang yang hidup mengandalkan akal sangat berbeda. Orang yang hidup dalam iman berkatnya luar biasa, sementara berkat untuk orang yang mengandalkan akal berkatnya biasa, Heleluyah…!! Artinya, melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu dan lebih menentukan. 
Sebab itu, mari kita berpikir dan bertindak seperti Abram yang tegas terhadap sikap duniawi dan selalu mengutamakan bertindak dalam iman. Yakinlah,melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu dan lebih menentukan. Setiap orang yang hidup dalam iman, pasti jadi pemenang. Nikmatilah berkat besar dan lakukanlah perkara-perkarabesar (Kolose 3:1-17). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, Amin. ( Pdt H R Hutapea, STh, MA ).










Sabtu, 27 Februari 2016

SUDAH DISUNAT KAH?

Roma 2:25-26
Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati Hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar Hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi artinya (ay25)
Alkitab menuliskan, bahwa Abraham adalah bapa dari semua agama yang percaya, Tuhan itu Esa (satu). Didalam Alkitab tersebut dituliskan (difirmankan), Abraham meninggalkan kampung halamannya di Ur (Irak zaman sekarang) dan pergi ke Kanaan dan menjadi musafir di sekitar Isarel dan Palestina. Abraham kemudian menjadi nenek moyang Israel (Yahudi modern) sebab nama "Israel" adalah nama yang diberikan kepada cucunya Abraham, yakni Yakub. Nama Israel TUHAN berikan setelah Yakub bergumul dengan Yang Maha Kuasa. Jadi Israel atau bangsa Yahudi secara negara dan politik tidak dapat atau tidak mungkin dipisahkan dari Abraham. Walau Abraham berasal dari Irak (suku Kurdi?) tetapi dia adalah bapa bangsa Yahudi sekaligus Bapa (Pendiri) Agama Yahudi. Di tanah Kanaan atau di sekitar teritorial Israel sekarang Abraham memulai penyembahan kepada Allah yang Esa tersebut. Di daerah itu pula sunat pertama dimulai.
Proses khitan seorang anak Yahudi. (Foto: www.jewishjournal.com)

Jadi sunat itu adalah produk Agama Yahudi karena diajarkan dan dimulai oleh Abraham yang adalah bapa Yahudi. Bukan produk Agama Katolik, Protestan, Islam, sebab Agama Yahudi adalah agama Monoteis pertama (Agama yg mempercai Tuhan itu Satu). Itulah sebabnya, semua orang Yahudi meskipun tidak lagi menganut Agama Yahudi tetap disunat. Sunat itu kemudian diajarkan kembali oleh Nabi Musa melalui Taurat. Kitab Taurat adalah kitab suci Agama Jahudi. Dan Nabi Musa adalah buyutnya Lewi (Lewi adalah Buyutnya Abraham dari Yakub (Isael)). Karena sunat menjadi syariat Taurat maka tuntutan taurat (kewajiban) ada disetiap pelaksanaan sunat. Karena merupakan syariat agama, setiap orang yang tidak taat pada Tuntutan Hukum taurat itu, Harus Mati !!! Jadi Sunat bagi orang Yahudi adalah sebuah syariat (aturan) agama yang harus dilakukan sekaligus ditaati. Itulah sebabnya Yesus Kristus itu disunat, sebab sebagai manusia sejati, Yesus Kristus adalah keturunan Yahudi dan generasi 14 dari garis keturunan Abraham. Di dalam diri dan hidup Yesus Kristus lah kita dapat menemukan esensi dan kualitas moral dan spiritual dari seorang pribadi yang disunat serta melakukan tuntutan sunat yang sebenarnya. Karena Hanya Dialah satu-satunya Pribadi yang mampu memenuhi tuntutan syariat agama yang terkandung dalam Sunat tersebut, yakni Bersih rohani dan Bersih Jasmani. Jadi, sunat itu selain merupakan sebuah cara membaiat anak Yahudi menjadi pewaris Janji Abraham. juga menunjukkan orang yang disunat adalah orang Jahudi dan siap hidup tanpa CELA MELAKUKAN TUNTUTAN HUKUM yang terkandung didalamnya, yakni: Hidup kudus dan bertindak Tulus. Penuh Kasih dan bertindak kasih.
Karena sunat merupakan syariat agama (Taurat) yang menuntut kemurnian diri yang mutlak, sunat itu menjadi kuk yang menekan manusia. Dan karena setiap orang tidak mampu taat mutlak atas tuntutan Hukum Taurat di dalam Sunat, maka Yesus Kristus mati diatas kayu salib untuk menggantikan orang yang disunat tetapi tidak mampu hidup melakukan tuntutan sunat, Haleluya.
Jadi saudara tidak perlu takut, Jika saudara sudah disunat tetapi tetap hidup didalam dosa dan melangar syariat taurat, ada berita baik buat saudara: Yesus Kristus Sudah mati untuk saudara. Saudara hanya perlu berdoa kepada-Nya dan berkata demikian: Tuhan Yesus Kristus, tolonglah aku yang berdosa ini, sebab saya tidak mampu melakukan tuntutan sunat didalam diriku. 
Rasakanlah, sebentar kemudian, anda akan mendapat kelegaan dan Pembebasan. Helaluya....
Mengapa Orang Kristen tidak harus disunat, sementara Yesus Kristus disunat? 
Kehadiran Yesus Kristus didunia tidak membawa Agama apapun. Sebagai manusia sejati dan sebagai keturunan Abraham yang ke empat belas, Yesus Kristus memang disunat, tetapi Dia tidak mengajarkan sunat syariat Agama tersebut. Dia tidak menyiarkan Agama Yahudi bahkan tujuan-Nya hadir didunia bukan untuk mendirikan Agama. Yesus Kristus datang dan menjadi manusia sejati untuk mewartakan kebbebasan. Dia tidak membawa kuk (Beban) yang baru melainkan membawa kelepasan satu-satunya. Sunat adalah Kuk yg berat, Anugerah didalam Yesus Kristus adalah kelepasan dari beban berat tersebut. Yesus Kristus tidak melarang Sunat, asal jangan sunat syariat agama yang membuat manusia kembali tertekan berat ( Galatia 5:6; Roma 8:25 ). Yesus Kristus mengajarkan Sunat yang sejati dan yang sempurna yaitu sunat Hati. Hati adalah pusat manusia. Hati yang bersih (disunat hatinya) akan menunjukkan kualitas moral dan rohani yang sejati. Dan kebersihan hati yang berkualitas hanya dapat dilakukan melalui firman Tuhan dan kehadiran Roh kudus. Walau demikian, sunat itu boleh karena membersihkan kulup dan alatnya laki-laki yg belum menikah ( Roma 8:25 ) Tetapi walau waktu kecil anak laki laki tidak dipotong kulup vitalnya, setelah menikah kulupnya akan bersih karena dibersihkan saat bersenggama dengan isterinya.
Sekarang pilih yang mana: mau disunat dengan syariat Agama yg berpotensi membawa engkau ke Neraka, atau disunat hati dan membebaskan engkau dari tuntutan Hukum yang membinasakan (masuk Neraka).Demikianlah kata Alkitab dan Ajaran Iman Kristen.

Kesimpulan:
1. Agama monoteis yg pertama adalah agama Yahudi
2. Nabi Abraham adalah suku Kurdi (bukan Yahudi atau Arab)
3. Sunat pertama dilakukan Abraham ( belum ada nama Agama)
4. Sunat dilanjutkan oleh Nabi Musa yg memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir (Buyutnya Lewi
    nabi dan garis keturuna langsung dari Abraham)
5. Sunat menjadi syariat agama Yahudi (hukum Taurat)
6. Setiap orang yang disunat wajib memenuhi tuntutan Taurat
7. Yesus Kristus disunat karena sebagai manusia sejati.  Yesus Kristus adalah keturunan ke 14 Nabi
     Abraham
8. Yesus tidak mengajarkan sunat sebab Dia tidak menyiarkan Agama, termasuk agama Yahudi dan       Kristen
9. Orang Kristen tidak dilarang disunat
10. Sunat hati (Jaga kebersihan hati) jauh lebih penting dari sunat lahiriah.






Minggu, 21 Februari 2016

B E R B A H A G I A L A H

  Mazmur 128:1-6
Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! (3b)
Arti anak seperti tunas pohon zaitun sekeliling meja adalah anak yang patuh, dan sempurna taat dibawah asuhan orang tua. Anak seperti itu selalu rindu menerima didikan luhur orang tuanya. Karena anak itu taat dan mendapat didikan luhur, ia menjadi pribadi yang berbudi, berbudi luhur, Haleluya.
Pendidikan yang baik dan luhur sejak dini sangat menentukan hidup dan kepribadian seorang anak. Sebab semakin maju zaman, godaanpun semakin merajalela dan multi aneka. Disisi lain Anak-anak cenderung lebih perduli tontonan media dan lebih mendengar kata teman dari pada kata orang tua. Itulah sebabnya kita sering mendengar orangtua yang kecewa karena perilaku anaknya. Anak anak tersebut lebih memilih hanyut dalam gaya hidup yang mecelakakan. Merusak pikiran dan membinasakan masa depan sendiri. Sebaliknya, kita pun sering mendengar anak-anak yang kecewa kepada orang tua karena mereka tidak mendapatkan keteladanan dari orangtuanya. Mereka bingung. Perintah dan perbuatan orang tua sangat berseberangan. Anak-anakpun tidak lagi betah dirumah dan lebih memilih hidup bersama orang lain.
Kedua permasalahan keluarga seperti itu merupakan kasus-kasus yang sering kita dengar dan lihat bahkan banyak  dialami keluarga orang percaya. Mengapa hal seperti itu dapat terjadi? Nats hari ini memberikan jawabannya. Ternyata sumber utamanya ialah karena tidak adanya persekutuan rohani di dalam keluarga. Kepala keluarga tidak menjalankan fungsi keimanannya untuk membimbing keluarga lengkap dengan alasan-alasannya: “Aku sudah capek karena bekerja dari pagi sampai malam hari” yang lain berkata “Aku sudah tak tertarik lagi dengan perkara rohani dan tidak percaya lagi tentang makna kegiatan rohani seperti itu. Urusan rumah dan mendidik anak adalah urusan ibu rumah tangga”, Keliru !!!, ayat 4 dari nats ini menuliskan, laki-laki merupakan kunci utama kebahagiaan dan keberkatan keluarga. Anak membutuhkan figur, bimbingan dan seorang anak mengharapkan itu datang dari ayahnya sendiri dan didukung oleh ibu yang mengasuhnya sepanjang hari.
Seorang kepala keluarga harus  bekerja sekeras mungkin. Kemudian mencapai karir setinggi mungkin dan kalau mampu dan dikenan Tuhan  mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Tetapi, dia harus juga berhasil sebagai ayah dan sebagai kepala kelaurga. Alasan-alasan apapun yang mencoba menghambat peran sebagai teladan harus disingkirkan. Kita harus ingat, kebahagiaan hidup, keberhasilan dalam karir dan urapan dalam pelayanan bermula dari keluarga. Keluarga yang kondusif, harmonis, damai akan menghasilkan prinadi-pribadi yang antusias, semangat juang tinggi dan kreatif. Pribadi yang berasal dari keluarga seperti itu akan menjadi seorang pekerja keras, tuntas, tulus sekaligus kudus. Jadi, jika seorang pria berbahagia, isterinyapun berbahagia. Dan seisi rumah tangganyapun bahagia. Bahkan saat keadaan terbatas sekalipun, kebahagiaan tersebut akan terus melingkupi mereka.
Pemulihan bermula dari kepala keluarga. Artinya jika setiap kepala keluarga bertobat dan takut akan Tuhan, maka seluruh anggota keluarga berbahagia. Dan jika seluruh anggota keluarga itu berbahagia, maka lengkaplah sukacita keluarga tersebut. Takut akan Tuhan berarti keputusan untuk memulai pembaharuan rohani keluarga serta memilih sesuatu yang baru bersama Tuhan.
Bersama Tuhan setiap hari, merupakan kualitas hidup idaman sepanjang zaman.AMIN

Sabtu, 06 Februari 2016

API KEHIDUPAN

Wahyu 2 : 1-7
Namun  demikian aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula (ayat 4)
“Kasihmu” yang semula dalam nats di atas adalah kasih yang dari Tuhan Yesus Kristus, kasih Agape. Mengapa Tuhan itu mencela jemaat-Nya, jemaat yang sudah ditebus dengan darah-Nya? Karena jemaat tersebut meninggalkan kasih mereka yang semula, yaitu kasih Tuhan tersebut. Perkataan meninggalkan, menunjuk pada perbuatan meremehkan atau menganggapnya bukan lagi sebuah hal penting tidak dipedulikan lagi. Tidak-dikatakan di situ “kehilangan” tetapi “meninggalkan”. Hal itu menunjukan kepada kita bahwa yang dimaksud adalah  kasih Ilahi, sebab itu tidak mungkin lenyap. Dengan kata lain Tuhan sumber  kasih itu adalah kekal, tidak berubah.  Itulah sebabnya Tuhan mencela JemaatNya yang di Efesus. Dalam bahasa Yunani, selain Agape ada tiga bentuk lain untuk menggambarkan kasih yaitu: “storge”, yaitu kasih antar anggota keluarga. Kemudian “filia’, yang berarti kasih persaudaraan/persahabatan. Dan yang terakhir adalah “eros” yaitu kasih yang tertarik kepada sesuatu, karena hal itu dianggap baik, umpamanya ketertarikan terhadap lawan jenis. Alkitab memakai kata “agape” sebagai kata pokok untuk membedakan kasih Kristen dengan kasih yang biasa. Artinya, storge, filia dan eros harus didasari oleh agape.
Orang yang hidup didalam kasih Agape adalah orang yang hidup di dalam pertobatan dan persekutuan. Fokus hidup adalah Tuhan, bukan diri sendiri. Yang dikumandangkan adalah perbuatan Tuhan yang ajaib, bukan apa yang diperbuatnya kepada Tuhan. Jika mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, hal itu merupakan ungkapan syukur atas perbuatan Tuhan yang sudah dia nikmati. Dengan demikian mutu dan motiv storge, filia dan eros jadi tepat sasaran. Kasih terhadap keluarga menjadi semakin hidup, kasih majelis terhadap pelayanannya menjadi dahsyat, kasih jemaat terhadap gereja semakin menyala-nyala, demikian pula kasih antara suami dan istri terhadap pasangannya, akan semakin intim. Itulah sebabnya Tuhan mengingatkan kepada JemaatNya supaya mengingat kembali hangatnya kasih yang semula itu dan menjaganya agar tetap menyala. Sebagai Jemaat Krisus, 
GBI Aletheia Pamulang dirancang untuk mengaplikasikan Kasih itu dalam segala asfek. Baik dalam persekutuan demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Kita buat Agape menjadi landasan hidup dan persekutuan kita. Jika kita sungguh-sungguh menerapkan-nya sejak saat ini (saat jumlah kita belum banyak), hal itu akan berdampak besar, Dampak besar tersebut, ialah:
Pertama, anggota jemaat akan bertambah-tambah. Karena semua orang membutuhkan kasih tersebut. Sebab banyak orang kehilangan kasih itu didalam rumah tangganya terutama dilingkungan gereja yang anggotanya banyak. Mereka membutuhkan jawaban.
Kedua, saat jumlah kita bertambah-tambah, persekutuan kita sudah memiliki fondasi yg benar dan kokoh, dan nilai-nilai yang kita anut sudah selaras dengan kepercayaan kita. Ketiga, Berkat kita akan bertambah-tambah. Kemenangan dan kelimpahan menjadi milk kita, Haleluya. Sebab jika kasih di hidupkan, terobosan akan terjadi, api kehidupanpun akan semakin menyala. Inilah yang harus kita ‘jual’ atau kumandangkan serta doakan. Inilah esensi misi pelayanan GBI Aletheia Pamulang, Amin.



Sabtu, 30 Januari 2016

S O R G A

2 Korintus 5: 1-10
“Karena kami tahu, bahwa jika lemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediamaan di Sorga bagi kita, suatu tempat kediaman kekal yang tidak dibuat oleh tangan manusia (ayat1)           
Sorga adalah ciptaan Tuhan. Sorga dicipta sebagai tempat kediaman orang yang berpihak kepada Tuhan dan yang mengakui-DIA sebagai satu-satunya ukuran kebenaran. Oleh karena Sorga itu indah, orang yang layak ke sana hanyalah orang yang berhati indah. Sesungguhnya Indahnya Sorga itu tidak terukur. Istana negara mampu membuat kita kagum bukan kepalang. Estetikanya membuat kita merasa melayang-layang. Arsitekturnya membuat kita berkhayal untuk membuat istana tandingan. Asrinya taman di kiri-kanan membuatnya menjadi impian. Lampu Kristal terang benderang namun tidak membuat orang kepanasan. Suasanya yang nyaman membuat kita terasa di khayangan. Namun indahnya Istana Negara tak ada apa-apanya dibanding kemegahan Rumah Tuhan. Megahnya sorga itu tak ada tandingannya. Perabotannya berkilau sepanjang zaman. Lantainya terbuat dari mutu manikam. Emas tua dunia, tak sebanding dengan murninya emas sorga. Bahkan jumlahnya pun tak ada timbangan yang mampu menghitungnya. Di Sorga musim tak ada, kegelapan pun tidak ada. Sorga itu dipenuhi kemuliaaan Allah serta dipenuhi pujian penyembahan orang percaya yang bermahkota. Itu sebabnya orang yang berhak masuk ke sorga hanyalah orang yang memiliki kualifikasi tersendiri. Kualifikasi tersebut dapat dibadi dengan dua bagian, yaitu :
Pertama, kualifikasi rohani. Orang yang masuk ke sana adalah orang yang sudah menanggalkan kemahnya yang fana. Ketika masih menggenakan kemah, ia suka mendengar Firman, dan taat kepada kebenaran. Mempersiapakan diri sebagai warga sorga dengan belajar menyembahan Tuhan dalam roh dan kebenaran. Belahar hidup didalam kekudusan sebab dia tahu ia akan menghampiri tahta yang Mahamulia. Dia selalu kuat sebab dia selalu hidup dalam doa dan firman. Sehingga walau godaan tak henti bagai bandang, ia tetap kokoh tak tergoyangkan. Walau orang fasik berpesta dalam kemewahan, ia tetap tegar di dalam kekudusan. Matanya selalu tertuju pada kekekalan. Ia paham, kemah itu memang harus dibongkar sebab bersifat sementara. Sama seperti jika anak pramuka berkemah, mereka pasti akan segera membongkarnya dan pulang. Sebab itu dia menjaga kekudusan dan melawan kedagingan. 
Kedua, kualifikasi jasmani. Orang yang akan masuk ke sana juga memiliki mental prima. Tandanya adalah pekerja keras bersemangat baja. Semangatnya bagai energy gunung berapi yang tak pernah henti. Ia tak undur walau sekitarnya berlaku buruk. Ia yakin, imannya akan menghasilkan buah. Ia percaya segala perbuatannya yang baik akan diperhitungkan Tuhan sehingga perbuatan baik tersebut tanpa dia sadari menolong dirinya dan jadi pemenang. Ia tidak menyerah terhadap segala macam bentuk tantangan. Dia tidak akan membiarkan orang lain melemahkan semangat bajanya. Ia berjuang keras mengatasi berbagai kelemahan sampai setiap keinginan baik tersebut tergapai. Ia yakin keberhasilan pasti tercapai. Itulah sebabnya dia tidak membiarkan kesulitan membuatnya berhenti. Ia tahu, dirinya adalah mahluk berkodrat ilahi yang sarat energi. Ia pun yakin mengakui iman tanpa aplikasi hanyalah sebuah ilusi.
Saudara, kemah sementara itu adalah tubuh yang sedang kita kenakan. Dan kemah yang sedang kita kenakan ini suatu ketika akan kita tanggalkan dan masuk di dalam kemah yang baru dan yang kekal. Suka atau tak suka, kemah setiap orang memang harus dibongkar. Dan setelah dibongkar sebagian dilempar ke neraka dan dibakar di sana. Tetapi kemah orang percaya akan dijemput kemudian diangkat ke sorga. Itulah salah satu untungnya orang yang percaya Tuhan, Haleluya !!
Sorga itu diwartakan Tuhan sejak dahulu kala. Tuhan mengutus hamba-hambanya dengan berbagai cara agar mudah-mudahan semua mendengar dan taat da masuk ke sana. Ia sampaikan Firman-Nya. Ia nyatakan mujizatnya. Ia curahkan kasih-Nya supaya manusia melakukan kebenaran-Nya. Tidak cukup denganitu, Dia sendiri turun kedunia dan menyatakan Diri-Nya didalam Tuhan Yesus Kristus. 
Saudaraku, tidak baik mengeraskan hati di dalam dosa. Tidak baik pula hanya mengandalkan logika. Berdagang dan berharap untung besar boleh tetapi jangan hanya karena ingin untuk besar engkau masuk ke neraka. Memiliki posisi dan jabatan tingi boleh, tetapi jangan pake cara yang oleh cara itu engkau menjadi calon penghuni neraka. Memiliki harta banyak itu tidak dilarang, tetapi ingat engkau harus berbagi sebab dengan suka berbagi merupakan bukti kita pengikut Kristus. Itulah sebabnya orang yang kikir tidak layak masuk sorga, sebab perilaku seperti itu bertentangan dengan nilai iman Kristen. 
Sampai saat ini Sorga dan pintunya masih terbuka. Tetapi saat yang tidak ketahui dan tidak kita duga, tiba-tiba Pintu sorga tersebut akan tertutup. Seba itu mari kita hidup dan berbuat seolah olah Pintu Sorga akan segera ditutup. Sebab itu biarlah orientasi segala kehidupan kita senantiasa mengarah ke sorga. Amin. (Doaku menyertai saudara, Gembala Jemaat GBI Aletheia Pamulang, Pendeta Haposan Hutapea, STh, MA)



Minggu, 24 Januari 2016

IBADAH YANG BERDAMPAK

 Mazmur 47:1-10
Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita
Satu-satunya tujuan orang Kristen pergi beribadah adalah untuk memuji Nama Tuhan dan bersyukur atas segala rahcmat-Nya. Namun saat kita bertekun menjalankan ibadah itu Tuhan mengaruniakan berkat-berkat-Nya, haleluya !!. Itulah sebabnya saat beribadah, kita harus tulus, setia dan sungguh-sungguh. Sebab ketika kita mengejar kualitas ibadah dengan memuja DIA yang kita sembah, maka kuasa dan berkat-Nya mengikuti kita, Dahsyat!!!
Dizaman ini tujuan beribadah itu banyak yg salah dan diselewengkan. Tidak sedikit orang Kristen pergi beribadah untuk kepentingan pribadi dengan mengutamakan kepuasan diri. Mereka sering berkata: “aku mau pergi ibadah supaya hatiku senang, aku mau menghilangkan streesku karena aku sudah penat bekerja selama seminggu”. Atau saya mau beribadah karena yang berkotbah adalah pendeta Anu dan yang pimpin pujian adalah si nona itu", Orientasi ibadah tidak lagi tertuju kepada Tuhan melainkan kepada Manusia. Maka itulah sebabnya kita seringkali mendengar orang Kristen berkata : “Ah, aku tidak mendapatkan apa-apa dari kebaktian di gereja itu, disitu tidak ada urapan, tidak ada mukjizat !!” Saudara, disetiap ibadah yang dilakukan untuk memuji Tuhan Yesus Kristus, selalu ada kehadiran Allah, ada lawatan sekaligus urapan, ada sukacita sekaligus terobosan yang ajaib. Itulah sebabnya motivasi saat beribadah, harus lurus sekalgus tulus. Tujuan ibadah yang benar dan yg utama adalah memuliakan Tuhan. Dan setiap orang Kristen yang beribadah dengan benar, pasti mendapat untung, mendapat berkat! (I Timotius 6 : 10; I Timotius 4:8). Tetapi harus diingat, berkat atau untung itu tidak datang dari praktek ibadah yang kita lakukan, tetapi dari Dia, Raja yang kita muliakan dalam ibadah tersebut. Kita harus mengutamakan Dia yang kita sembah. Artinya, penghormatan yang setinggi-tingginya yang harus diberikan kepada Raja segala raja. Dengan kata lain: Penyembahan harus berpusat pada Allah, ditujukan kepada Allah. Itulah sebabnya, ketika kita berangkat beribadah, hati dan pikiran sudah siap untuk memuliakan Dia di seluruh rangkaian ibadah. Mulai dari pembukaan ibadah sampai kepada pengutusan.  
Bagaimanakah caranya kita harus menyembah? Yesus berkata: “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran (Yohanes 4:24) Artinya, penyembahan kepada Allah melibatkan ketiga aspek dalam diri manusia, yaitu perasaan, pikiran dan kehendak. Ibadah tidak boleh hanya melibatkan emosi saja.
Melalui renungan hari ini firman Tuhan memberikan kita pelajaran penting, yaitu: Pertama, alasan-alasan mengapa kita harus beribadah dgn tulus dan setia, yaitu….
1.    Dia adalah Allah yg Mahatinggi yang harus di elu-elukan dengan sorak-sorai
2.    Dia adalah Allah Raja yang memerintah atas seluruh bumi
3.    Dia adalah Allah yang sangat dimuliakan
Kedua, alasan-alasan mengapa Tuhan yang harus kita buat menjadi tujuan  beribadah, yaitu….
1.    Karena itu adalah perintah firman Tuhan (ayat 1,7)
2.    Karena Dia sudah memberikan kita kuasa dan kemenangan (ayat 4)
3.    Karena Dia sudah sangat memelihara dan memberkati kita (ayat 5)
Ada dua kesimpulan renungan hari ini yaitu:
Ibadah yang berdampak menuntut penyembahan yang berdasarkan pada kehendak Allah.
Menyembah dalam kehendak Allah berarti terletak pada sikap batin dan motiv saat menyembah. Dan
hal itu muncul dari kesadaran bahwa yang kita sembah itu adalah Tuhan, Raja segala Raja, Yehova
Elohim yang kita kenal dan sembah didalam Tuhan Yesus Kristus.
Ibadah yang berdampak adalah ibadah yang membuat Tuhan dan kemuliaanNya sebagai satu
satunya tujuan ibadah, bukan orang - orang yang berdiri dimimbar gereja.  Amin. 
Doaku menyertai setiap saudara, Pendeta Haposan Hutapea, ST.h, MA )
           

Minggu, 17 Januari 2016

Orang Percaya Bunga Bakung

                Hosea 14: 6-9
Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar (ayat 6.)
Bunga bakung, bunga idaman, ber warna-warni menawan mata dan memikat hati. Banyak tumbuh di padang, indah dipandang, terpatri abadi di tiap tiang rumah Tuhan (I Raj. 7: 19,22)
Bunga bakung itu melambangkan manusia yang direncanakan untuk kemulian nama Tuhan. Bunga tersebut menjadi visi Tuhan untuk seluruh umat manusia. Ia juga melambang manusia yang hari ini gagah dan bersemangat tetapi besok sudah tidak ada. Tuhan mendandani bunga bakung sedemikian indah melebihi kemilaunya dandanan yang pernah diciptakan dan dikenakan manusia. Oleh sebab itu melalui bunga bakung kita akan melihat dampak kehadiran Tuhan yang luar biasa di setiap hidup manusia yang berserah kepadaNya, yaitu:
Pertama. Setiap orang yang percaya dirancang dan dimampukan Tuhan menjadi saksi yang besar di setiap lingkungan masing-masing. Bagai bunga bakung yang berbunga, manusia itu dituntut untuk memancarkan keindahan dan keharuman. Ia aktif dinamis, tidak pasif. Dia harus berusaha menjadi solusi bukan pembuat kontroversi. Dia selalu rindu menjadi historys maker, bukan trouble maker. Dia menjadi berkat besar. Dia menjadi seorang pribadi yang dirindukan. Kalau dia tidak ada rasanya tidak rame, sepi !!
Kedua. Tuhan merancang setiap orang yang akan percaya selalu kuat tidak tergoyahkan saat dalam menghadapi setiap tantangan. Tidak mudah kecewa dn tidak mengecewakan orang lain. Tidak mudah mundur dari gereja dan tidak membuat orang lain mundur dari gereja. Kalau dia seorang laki-laki, dia menjadi pria yang berbibawa yg tidak mudah mengumbar kata.. Kalau dia seorang wanita, dia menjadi seorang yang anggun mulia, karena menahan diri mengumbar kata dan fitnah. Bagai pohon hawar ia akan menjulurkan dan menancapkan akar-akarnya hingga tahan di segala musim dan kuat di setiap badai. Dia bagai karang yang tak tergoyahkan oleh apapun. Haleluya….
Ketiga. Tuhan merindukan Setiap orang percaya menghasilkan buah dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Menjadi tiang rumah Tuhan dan tidak menjadi batu sandungan. Ia memandang semua orang sebagai saudara dan tidak membuat orang lain menjadi sasaran kepentingan diri. Dia tidak membuka mulutnya untuk mnghasut orang lain dan menutup telinganya terhadap setiap hasutan dan fitnah. Ia tahu kalau ada yang salah, Tuhanlah yang menjadi hakimnya. Oleh sebab itu ia tidak pernah mengambil haknya Tuhan. Ia tak cemburu di saat orang senang, ia tidak congkak saat mencapai puncak. Ia ada saat orang lain berduka, ia mengulurkan tangan tatkala orang lain merana. Bunga bakung Tuhan adalah orang yang selalu menyadari, bahwa seorang kawan berpotensi sejuta peluang, dan meninggalkan seorang kawan berpotensi sejuta hambatan. Itulah sebabnya kita harus berusaha membangun persaudaraan, bahkan sekalipun kawan kita tersebut sering mengecewakan. Dari pada mudah menjatuhkan vonis bersalah kepada orang lain, lebih baik kita menguji dri sendiri.
Tuhan itu selalu menginginkan umatnya terpelihara dan menginginkan umatnya bertindak memeliharan sesamanya. Kekristenan dituntut untuk selalu dapat menselaraskan hak dan tanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, Tuhan menginspirasikannya agar kita menjadi Bunga Bakung nama-Nya. Artinya,  setiap anggota jemaat dapat merencanakan yang terbaik bagi dirinya dan memberikan yang terbaik buat orang lain. Selamat Menjadi Bunga Bakung, God Bless all.


Kamis, 07 Januari 2016

Mantab, tak tergoyahkan

Lukas 1:1-38
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu (ay 38)
Orang yang diperhadapkan dengan dua pilihan akan cenderung dikuasai rasa bimbang, . Ingin memiliki yang satu tanpa kehilangan yang lain.  Tuhan Yesus berkata: “Tidak mungkin mengabdi kepada dua tuan” (Lukas 16:13). Demi menjaga perasaan orang, kita sering mencoba ‘membagi diriuntuk dimiliki dengan asumsi akan menyenangkan semua, namun tanpa kita sadari hal demikian telah membuat kita menjadi orang yang tidak tenang kemudian gagal tidak mendapatkan apa-apa (Yakobus 1:7-8). Rasul Yakobus mengingatkan orang percaya di seluruh bumi dan di sepanjang abad tentang konsekuensi orang yang mendua hati, yaitu:
Orang tersebut tidak dikenan Tuhan. Bimbang, berarti tidak percaya kepada Tuhan. Sudah rajin kegereja tetapi tidak percaya. Sudah giat melayani pekerjaan Tuhan tetapi meragukan Dia yang dilayani. Seorang pelyanan haruslah teladan dalam kepercayaan. Sebab jika tidak demikian semuanya akan sia-sia, akan selalu terombang ambing (kacau balau, Tidak menikmati damai sejahtera) serta tidak mendapatkan apa-apa dan berdosa. Dampaknya sungguh negative, dahsyat..!!
Saat Maria, menerima rahmat dan anugerah dari Tuhan, sedikitpun Maria tidak bimbang. Dengan mantab Maria berkata:”Jadilah padaku seperti yang engkau katakan”. Dibalik ucapan itu Nampak iman, pengenalan kepada Allah serta keputusan untuk lebih taat kepada Allah. Iman dan pengenalan Maria terhadap Allah, membuatnya mantab menghadapi segala resiko. Maria yakin, rencana Allah pasti terlakssana. Dan setiap orang yang mau taat melaksanakan setiap renncana Allah pasti mendapat kesanggupan. Dan terbukti, Maria menikmati mukjizat pemeliharaan Tuhan yang ajaib tersebut (Lukas 2:1-3).
Dalam hidup ini, seringkali kita dikuasai perasaan bimbang. Keterbatasan mengetahui hari esok, menjadi salah satu alasan  orang menjadi bimbang. Dalam konteks teologis, Tuhan yang adalah roh yang tidak berwujud dan tidak dapat dilihat, merupakan alasan orang ragu keberadaan TUHAN. Saudara, jangan ragu!! DIA mengaruniakan hari esok yg cerah dan memberi upah untuk percayamu bahwa TUHAN ada dan berkuasa (Ibrani 11:6, dan Yer 33:3) DIA hadir dan berkarya didalam umat dan gereja-Nya.
Firman Tuhan yg disampaikan Gabriel kepada Maria ini, mengajarkan kepada kita bahwa satu-satunya jawaban untuk seluruh masalah manusia adalah melalui kehadiran dan campur tangan Tuhan. Artinya, kalau setiap orang sungguh-sungguh menghadirkan Tuhan disetiap harapan dan pergumulannya, dipastikan orang tersebut menikmati keyakinan  yang tidak tergoyahkan (Filip 4:13) dan kemudian menikmati kemenangan, Haleluyah............... 
Tuhan itu ada dan Mahakuasa. Jangan ragukan itu!! DIA tidak menutup mata untuk setiap pribadi yang percaya dan yang melayani pekerjaa-Nya. Demikian juga kepada setiap pribadi dan keluarga yang melakukan kehendaknya. Hanya DIA sumber pertolongan sejati dan hanya DIA saja satu-stunya focus penyembahan kita. Tuhan pasti akan menyatakan kuasa-Nya untuk menolong setiap orang taat kepada rencana-Nya. Oleh sebab itu mari kita buang rasa bimbang. Sebaliknya kita bangun iman dan keyakinan. Tetap tenang saat jalanmu terhalang tembok tinggi, sebab kuasa dan pertolongan Tuhan akan membuat tembok tinggi menjadi jalan bagimu menikmati ketinggian. Teruslah berjalan saat perjalananmu terhalang bentangan laut luas. Sebab Tuhan menyediakan laut yang luas tersebut sebagai sarana buat engkau menggapai ujung bumi (Keadian 49:22b). Jangan bimbang dan jangan ragu nikmatilah berkat-Nya, Haleluya. AMIN.

(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan R Hutapea)









Meraih Sejuta Peluang Bersama Tuhan

 ( Yohanes 3: 1-20 )
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yg tunggal, supaya barang siapa yg percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yg kekal (16)
Setiap memasuki awal tahun, tidak sedikait orang yang galau. Hingar bingar dan kemeriahan pergantian tahun, berubah sekejab dengan ragu. Manusia bertanya-tanya tentang apakah gerangan yang terjadi dihari esok, bagaimanakah prosfek kerja, usaha dan ekonomi keluarga. Akibatnya gelisah dan takut pun melingkupi banyak orang. Dukun dan paranormal pun tertawa berlimpah pesanan.
Di dalam dunia ini memang tidak ada yang pasti. Manusia hanya bisa memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi. Naluri dan antisifasi yang terbatas membuat banyak manusia semakin prustasi. Bagaimanakah seharusnya orang percaya bersikap. Layakkan orang percaya larut dalam galau seperti orang lain?. Bagaimana kata Tuhan mengenai hari esok tersebut? Nats renungan kita hari ini memberikan jawabannya.
Pertama, Setiap orang percaya dijamin Allah.
Kasih Allah yang melampaui segala akal, sanggup menutupi keterbatasan manusia. Tangan kita dipegangnya (Yesaya 42:6) Dia menopang kita dengan kekuatan sayap-Nya (Yesaya 40:31) dan Dia menyertai kita sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20) Kasih-Nya yg tidak terukur itu membuat Tuhan tidak rela membiarkan kita jalan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan menuntut kita hidup di dalam kasih-Nya. Kasih itu menutupi segala sesuatu. Sakit hati dan akar pahit akan dihilangkan jikalau interaksi dibangun dalam kasih. Orang yang hidup di dalam kasih adalah orang yang berkenan kepada Allah. Kasih Allah adalah kasih yang bertindak. Bulan Desember merupakan bulan dimana orang percaya merayakan bukti pernyataan kasihNya yang luar biasa. Dia mengaruniakan DiriNya kepada kita. Dan karena Dia sudah mengaruniakan DirNya , adakah lagi yang membuat kita galau dan gemetar,, tak ada lagi !!! Haleluyah….
Kedua, Allah mengasihi manusia karena kita adalah ciptaanNya.
Saat Tuhan menciptakan manusia, hal itu melibatkan Tangan yg menggambar, Mulut yg bersabda dan Nafas yang dihembuskan,  bukan seperti saat menciptakan binatang. Artinya, setiap manusia merupakan ciptaan special Allah. Dan semakin special lagi karena kita percaya kepadaNya sebagai Tuhan juru selamat. Dan karena kita adalah komunitas special Allah, maka DIA akan memberkati kita, DIA akan menopang hidup kita, DIA juga akan menyediakan makanan buat kita dan keluarga. Percayalah, Tuhan hanya membutuhkan perubahan sifat kita sesuai dengan ketentuannya. Itulah makna percaya!!!
Semua orang tua sayang sama anaknya. Kalau anak sakit, orang tua gelisah, kalau anak kehilangan gairah makan, orang tua jadi bingung. Mengapa demikian? Karena anak adalah keturunannya, gambar mereka sebagai orang tua. Setiap orang tua menghendaki anaknya berprestasi dan melakukan kebajikan. TUHAN yang esa dan Mahakudus itu berkenan dipanggil ‘Bapa’ kita, Bapa yang sangat dekat dengan anak-anakNya. Raja Daud berkata: “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikianlah Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”(Maz 103:13). Tuhan pun sangat menghendaki setiap umat-Nya berprestasi gilang gemilang, sebab itu Dia memberikan kasih dan kuasa-Nya.
Tuhan yang sayang kepada manusia itu, sangat merindukan orang yang disayangiNya itu saling menyayangi, saling menolong dan dapat saling melupakan kesalahan. Oleh sebab itu mari kita responi kasih Allah dengan mengambil keputusan untuk lebih meningkatkan citra kita sebagai anggota tubuh Kristus. Di Minggu pertama tahun 2016 ini, Gembala jemaat menghimbau setiap anggota jemaat memberikan hati untuk melayani dan memberikannya dengan konsisten.  Dalam menjalani hari esok, yang kita butuhkan adalah persiapan iman. Tingkatkan kendali diri dan potensi diri sambil terus membangun serta memperluas relasi. Dari pada cari musuh lebih baik menata pertemanan. Sebab satu teman berpotensi satu juta peluang. Sebaliknya satu musuh menunbuhkan sejuta hambatan. Saudara, teruslah menjaga dan meningkatkan persekutuan untuk hormat dan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian engkau menjadi pemenang dan akan tetap tenang, Amin.




B E R K A T N A T A L

Lukas 2:8-20
Dan ketika mereka melihatnya, mereka memberitahukan apa yang mereka ketahui tentang anak itu, Dan semua orang yang mendengarnya menjadi heran tentang apa yang dikatakan gembala gembala itu kepada mereka (Lukas 2: 8-20)
Pencipta merancang hidup manusia itu indah. Dia mengaruniakan jalan untuk hidup yang  harmoni dengan memberikan petunjuk, cara  untuk menikmati hidup yang indah tersebut. Dia memberikan rambu-rambu yg perlu kita hindari supaya harmoni tersebut jangan sampai  hilang, yakni dengan memanggil manusia itu keluar dari kegelapan dan menjadi kawanan jemaat yaitu gereja. Namun rencana yang indah itu seringkali sirna termasuk di dalam kawanan jemaat itu sendiri.
Apakah penyebab sirna nya harmoni dari hidup kawanan domba-domba Allah itu? Salah satu penyebabnya ialah karena terlalu sering bertemu. Bukankah semakin sering bertemu itu sangat perlu? Betul! Namun, tujuan bertemu dan kualitas pertemuan tersebutlah yang menjadi masalah. Tuhan memanggil kita untuk bersekutu. Dan bersekutu artinya bertemu muka dengan muka. Artinya, setiap pertemuan itu ada makna dan tujuannya, sebab itu perlu direncanakan dengan baik. Mengapa harus demikian? Supaya yang akan dibicarakan adalah hal-hal yang sangat penting. Karena kalau tidak demikian pembicaraan menjadi ‘ngalor-ngidul’, gossip dan mendiskreditkan orang. Kalau sudah demikian cepat atau lambat, keakraban yang demikian akan segera berakhir dan patah. Dan patahnya menjadi patah arang, susah disambung seperti sediakala. Ingatlah, Tuhan menghendaki kita bertemu untuk bersekutu didalam kasih-Nya. Namun disisi lain Iblis menginginkan pertemuan kita itu menjadi cara untuk merusak persaudaraan kita ( Amsal 25:17 ), hati-hatilah…!! Kalau demikian bagaimana caranya supaya di satu sisi dapat sering bertemu dan membangun persaudaraaan tetap lestari dan menjadi berkat bagi orang ?
Pertama, Marilah kita buat setiap pertemuan itu hanya mempercakapkan kebaikan Tuhan Yesus Kristus! Jangan mempercakapkan orang lain, apalagi kelemahannya. Marilah kita bertemu untuk saling berbagi, Jangan pula untuk menunjukkan sesuatu yang kita miliki. Kita perlu belajar dan meneladani para gembala padang Efrata. Saat mereka bertemu Sang Bayi Natal, mereka mempercakapkan kedahsyatan Tuhan. Dan mereka menyampaikan kepada orang lain semua yang mereka lihat, yang mereka dengarkan dan yang mereka rasakan saja, tidak ditambah dan dikurangi.  Dan mereka menjadi berkat besar.

Kedua, Selanjutnya kita perlu merencanakan setiap pertemuan sebagai  “Kon Ji Ro. Kontak Jiwa dan Roh! Yaitu saling melayani; bersekutu bersama dengan puji-pujian, baca Alkitab bersama, dan kemudian berdoa bersama. Insiatif Kon Ji Ro kita adakan karena ‘aku dan kau sama-sama mengalami pergumulan’. Selain itu sebagai orang yang saling mengasihi, kau dan aku yang sama-sama mengalami kerasnya kehidupan, karena itu pasti membutuhkan dukungan dan keperdulian  (Ibrani 10:25-16). Di dalam pertemuan seperti itulah kau dan aku dapat saling menghibur dan saling menguatkan, baik dengan perbuatan juga dengan perkataan (Galatia 6:2). 
Jika perkara tersebut kita lakukan secara konsisten, maka potensi kita sebagai jemaat GBI dapat kita kembangkan dan optimalkan di dalam Tuhan. Keluargamu dan keluargaku rukun dan harmonis serta diberkati (Mazmur 133:1-3) Dengan demikian Kemuliaan bagi Allah ditempat tinggi dan Damai sejahtera dibumi, sungguh terjelma dalam hidup kita. Rezeki lancer, tubuh kita sehat dan awet muda berbahagia. Inilah berkat Natal yang direncanakan Tuhan untuk setiap orang, Haleluyah. AMIN.

Minggu, 22 November 2015

Tuhan ditengah-tengah kita

Keluaran 17:1-16
Setiap orang merindukan hdup yang aman dan nyaman. Bahkan kita sering berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Hal itu karena secara natural manusia itu membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar, awas dan menyenangkan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi.
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk  dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



Awas saat Nyaman,

Keluaran 17:1-16
Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan hdup yang aman dan nyaman. Bahkan kita sering berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Hal itu karena secara natural manusia itu membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar, awas dan menyenangkan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi.
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk  dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



YAKINLAH........

Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan keberhasilan, hidup aman dan nyaman. Itu juga yang menjadi rencana Tuhan terhadap umatNya. Tuhan sangat mengerti bahwa hidup yang berhasil, aman dan nyaman merupakan kebutuhan setiap orang. Namun sebenarnya keadaan yang nyaman itu tidak menjamin pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu, tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar dan  dikenan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka. Sebaliknya Orang Amalek dirancang Tuhan menjadi sarana pendidikan yang akan semakin mendewasakan supaya orang Israel sanggup menghadapi ancaman atau tantangan hidup yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka lagi. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi. Sebab itu, jika kamu menghadapi tantangan belajar dan dalam aktifitas sosial lain, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan kamu naik ke level yang lebih tinggi. Tetaplah positif (Roma 8:28).
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia tersebut supaya dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah siswa yang memiliki kekuatan rohani. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.

TERIMAKASIH

Shalom, selamat pagi! Banyak hal yang mustinya mendorong saya dan saudara bersyukur. Salah satunya ialah syukur untuk hidup yang Tuhan beri....