Kamis, 03 Maret 2016

NIKMATILAH MUJIZAT-NYA

Kejadian 13:1-18
Setelah Lot berpisah dengan Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, seluruh negeri yg engkau lihat itu akan kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya” (ay 14-15) 
‘Lot' itu artinya Kristen duniawi. Kehadirannya dalam persekutuan pasti menjadi ragi dan menimbulkan disharmoni. Tampilannya rohani tetapi nihil kontribusi. Orang Kristen duniawi seperti ini, jika dosanya tersingkap tidak bertobat sebaliknya dia justeru menebar antipati. Saat mendengar firman, dia manggut-manggut, tangannya bertopang dagu, jidatnya mengkerut seperti mencoba mengerti,  namun sesunguhnya hatinya membatu. Merasa diri sendiri paling suci dengan kualifikasi level tinggi sementara yang lain disebut Balita rohani. Untuk orang seperti ini ungkapan ‘haleluyah’ bukanlah pujian, melainkan slogan. Nama Tuhan Yesus Kristus yang Mulia dibuatnya menjadi mantera semata. Kuasa dan mujizat Tuhan dia suka, tetapi tidak mau tobat bahkan menolak taat. Cilaka duabelas !!
Dalam nats hari ini, firman Tuhan memerintahkan supaya kita meninggalkan segala bentuk kerohanian duniawi. Seperti Abram harus berpisah dgn Lot. Abram menunjuk kepada Kristen yg ber iman sementara Lot menunjukkan Kristen Duniai. Kerohanian seperti itu selain menghambat mujizat dan menghalangi berkat tetapi juga mengundang bala. Saat Abram berpisah dengan Lot, TUHAN memperbaharui janji-janjinya sekaligus mulai menggenapi janji-janji tersebut kepada Abram (ay 15-17). Menurut Abram, hidup bersama Lot akan senantiasa menimbulkan masalah, menghalangi berkat oleh sebab itu harus berpisah, tidak boleh ada kompromi. Dalam kaitan persekutuan dengan Tuhan, sikap seperti Abram harus menjadi tindakan kita. Jika ingin lebih dalam menikmati janji-janji Tuhan, konsistensi komitmen serta kualitas persekutuan kita harus selalu dipelihara.
Berpikir dan bertindak seperti Lot merupakan sebuah bentuk penolakan terhadap firman dan kedaualatan Allah. Dalam pikiran dan tindakan seperti itu yang berlaku cuma akal semata, tidak ada iman. Saat Lot disuruh memilih, dia langsung memilih lembah Yordan. Lembah Sodom yang hijau, indah dipandang cocok jadi penggembalaan. Lot tertipu logika dan mata. Memang lembah itu indah dan enak dipandang, namun dia tidak tahu disana bahaya mengancam dan hal itu terbukti dikemudian hari (Kejadin 14, 19). Semua yang indah dan menawan matanya, menjadi perangkap yang mencelakakan.  
Memilih dan menikmati yang indah itu perlu, namun mengikuti kehendak Tuhan itu jauh lebih perlu. Menggunakan akal itu harus, sebab akal itu adalah pemberian Tuhan. Namun melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu sebab dengan demikian kita mengakui  Tuhan yang memberi akal. Berkat orang yang hidup dalam iman dengan orang yang hidup mengandalkan akal sangat berbeda. Orang yang hidup dalam iman berkatnya luar biasa, sementara berkat untuk orang yang mengandalkan akal berkatnya biasa, Heleluyah…!! Artinya, melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu dan lebih menentukan. 
Sebab itu, mari kita berpikir dan bertindak seperti Abram yang tegas terhadap sikap duniawi dan selalu mengutamakan bertindak dalam iman. Yakinlah,melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu dan lebih menentukan. Setiap orang yang hidup dalam iman, pasti jadi pemenang. Nikmatilah berkat besar dan lakukanlah perkara-perkarabesar (Kolose 3:1-17). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, Amin. ( Pdt H R Hutapea, STh, MA ).










Tidak ada komentar:

DIBERKATILAH

Shalom, selamat pagi! Firman Tuhan dari kitab  Amsal 24:3-4. *Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan*,  *dan dengan...