Baik hati dan setia dua sifat mulia yang diharapkan dari setiap manusia. Baik hati memerlukan konsistensi, bukan hanya sekali kali. Sementara setia merupakan bukti dari konsistensi. Musim boleh berganti, hambatan boleh berbagai bentuk dimensi, rezeki boleh berfluktuasi, tetapi aku selalu setia. Aku setia sebab aku adalah orang benar, yakni orang yang dibenarkan oleh karya Agung Tuhan Yesus Kristus. Sifat baik hati dan setia merupakan dwi tunggal perilaku yang seharusnya tidak terpisah.
Semua calon penghuni Sorga wajib selalu menunjukkan kebaikan yang setia dan kesetiaan untuk setiap kebaikan. Berbeda dengan mereka calon warga Neraka. Mereka hidup berpura pura baik dan berpura pura setia. Suka berkamuplase berkontekstualisasi. Disaat tertentu dia menyelam bagai kapal selam. Salam kanan salam kiri, senyum sana senyum sini. Namun saat dirasa semua sudah aman dia tampil kepermukaan. Dia tampil hampa malu dan nihil belaskasihan. Tebar fitnah, umbar dusta adu domba. Muka garang kata kasar mata congkak, merusak persekutuan. Saudara, waspadalah!! Tidak ada guna bersikap pura pura. Hidupmu merana, hatimu susah, ditinggal teman dilupakan kawan.
Hiduplah jadi berkah!! Rasanya tenang enjoy santai ditunggu kawan untuk segera ketemuan, ngopi. Milikilah hidup yang benar sebagai orang benar. Tampil asli apa adanya.
Menawan walau kurang rupawan, hidup bersahaja walau banyak diberkati Tuhan. Setiap orang yang membuka hati untuk dibenarkan Kristus pasti berubah. Dia diberkati dan jadi berkat. Firman Tuhan berkata di Amsal 20:6. Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah yang menemukannya?.
Haleluya, Gbu always
Tidak ada komentar:
Posting Komentar