Lukas 2:8-20
Dan ketika mereka melihatnya, mereka
memberitahukan apa yang mereka ketahui tentang anak itu, Dan semua orang yang
mendengarnya menjadi heran tentang apa yang dikatakan gembala gembala itu
kepada mereka (Lukas 2: 8-20)
Pencipta merancang hidup manusia
itu indah. Dia mengaruniakan jalan untuk hidup yang harmoni dengan memberikan petunjuk, cara untuk menikmati hidup yang indah tersebut. Dia
memberikan rambu-rambu yg perlu kita hindari supaya harmoni tersebut jangan
sampai hilang, yakni dengan memanggil
manusia itu keluar dari kegelapan dan menjadi kawanan jemaat yaitu gereja.
Namun rencana yang indah itu seringkali sirna termasuk di dalam kawanan jemaat
itu sendiri.
Apakah penyebab sirna nya harmoni
dari hidup kawanan domba-domba Allah itu? Salah satu penyebabnya ialah karena
terlalu sering bertemu. Bukankah semakin sering bertemu itu sangat perlu?
Betul! Namun, tujuan bertemu dan kualitas pertemuan tersebutlah yang menjadi
masalah. Tuhan memanggil kita untuk bersekutu. Dan bersekutu artinya bertemu
muka dengan muka. Artinya, setiap pertemuan itu ada makna dan tujuannya, sebab
itu perlu direncanakan dengan baik. Mengapa harus demikian? Supaya yang akan
dibicarakan adalah hal-hal yang sangat penting. Karena kalau tidak demikian
pembicaraan menjadi ‘ngalor-ngidul’, gossip dan mendiskreditkan orang. Kalau
sudah demikian cepat atau lambat, keakraban yang demikian akan segera berakhir
dan patah. Dan patahnya menjadi patah
arang, susah disambung seperti sediakala. Ingatlah, Tuhan menghendaki kita
bertemu untuk bersekutu didalam kasih-Nya. Namun disisi lain Iblis menginginkan
pertemuan kita itu menjadi cara untuk merusak persaudaraan kita ( Amsal 25:17 ), hati-hatilah…!! Kalau demikian bagaimana caranya
supaya di satu sisi dapat sering bertemu dan membangun persaudaraaan tetap
lestari dan menjadi berkat bagi orang ?
Pertama, Marilah kita buat setiap pertemuan itu hanya mempercakapkan kebaikan Tuhan
Yesus Kristus! Jangan mempercakapkan orang lain, apalagi kelemahannya. Marilah kita bertemu untuk saling berbagi, Jangan pula untuk menunjukkan
sesuatu yang kita miliki. Kita perlu belajar dan meneladani para gembala padang
Efrata. Saat mereka bertemu Sang Bayi
Natal, mereka mempercakapkan kedahsyatan Tuhan. Dan mereka menyampaikan kepada
orang lain semua yang mereka lihat, yang mereka dengarkan dan yang mereka
rasakan saja, tidak ditambah dan dikurangi.
Dan mereka menjadi berkat besar.
Kedua, Selanjutnya kita perlu merencanakan
setiap pertemuan sebagai “Kon Ji Ro. Kontak
Jiwa dan Roh! Yaitu saling melayani; bersekutu bersama dengan
puji-pujian, baca Alkitab bersama, dan kemudian berdoa bersama. Insiatif Kon
Ji Ro kita adakan karena ‘aku dan kau sama-sama mengalami pergumulan’.
Selain itu sebagai orang yang saling mengasihi, kau dan aku yang sama-sama mengalami
kerasnya kehidupan, karena itu pasti membutuhkan dukungan dan keperdulian (Ibrani 10:25-16). Di dalam pertemuan seperti
itulah kau dan aku dapat saling menghibur dan saling menguatkan, baik dengan
perbuatan juga dengan perkataan (Galatia 6:2).
Jika perkara tersebut kita
lakukan secara konsisten, maka potensi kita sebagai jemaat GBI dapat kita kembangkan dan optimalkan di dalam Tuhan. Keluargamu dan
keluargaku rukun dan harmonis serta diberkati (Mazmur 133:1-3) Dengan demikian
Kemuliaan bagi Allah ditempat tinggi dan Damai sejahtera dibumi, sungguh
terjelma dalam hidup kita. Rezeki lancer, tubuh kita sehat dan awet muda
berbahagia. Inilah berkat Natal yang direncanakan Tuhan untuk setiap orang, Haleluyah.
AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar