Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 30 Januari 2016

S O R G A

2 Korintus 5: 1-10
“Karena kami tahu, bahwa jika lemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediamaan di Sorga bagi kita, suatu tempat kediaman kekal yang tidak dibuat oleh tangan manusia (ayat1)           
Sorga adalah ciptaan Tuhan. Sorga dicipta sebagai tempat kediaman orang yang berpihak kepada Tuhan dan yang mengakui-DIA sebagai satu-satunya ukuran kebenaran. Oleh karena Sorga itu indah, orang yang layak ke sana hanyalah orang yang berhati indah. Sesungguhnya Indahnya Sorga itu tidak terukur. Istana negara mampu membuat kita kagum bukan kepalang. Estetikanya membuat kita merasa melayang-layang. Arsitekturnya membuat kita berkhayal untuk membuat istana tandingan. Asrinya taman di kiri-kanan membuatnya menjadi impian. Lampu Kristal terang benderang namun tidak membuat orang kepanasan. Suasanya yang nyaman membuat kita terasa di khayangan. Namun indahnya Istana Negara tak ada apa-apanya dibanding kemegahan Rumah Tuhan. Megahnya sorga itu tak ada tandingannya. Perabotannya berkilau sepanjang zaman. Lantainya terbuat dari mutu manikam. Emas tua dunia, tak sebanding dengan murninya emas sorga. Bahkan jumlahnya pun tak ada timbangan yang mampu menghitungnya. Di Sorga musim tak ada, kegelapan pun tidak ada. Sorga itu dipenuhi kemuliaaan Allah serta dipenuhi pujian penyembahan orang percaya yang bermahkota. Itu sebabnya orang yang berhak masuk ke sorga hanyalah orang yang memiliki kualifikasi tersendiri. Kualifikasi tersebut dapat dibadi dengan dua bagian, yaitu :
Pertama, kualifikasi rohani. Orang yang masuk ke sana adalah orang yang sudah menanggalkan kemahnya yang fana. Ketika masih menggenakan kemah, ia suka mendengar Firman, dan taat kepada kebenaran. Mempersiapakan diri sebagai warga sorga dengan belajar menyembahan Tuhan dalam roh dan kebenaran. Belahar hidup didalam kekudusan sebab dia tahu ia akan menghampiri tahta yang Mahamulia. Dia selalu kuat sebab dia selalu hidup dalam doa dan firman. Sehingga walau godaan tak henti bagai bandang, ia tetap kokoh tak tergoyangkan. Walau orang fasik berpesta dalam kemewahan, ia tetap tegar di dalam kekudusan. Matanya selalu tertuju pada kekekalan. Ia paham, kemah itu memang harus dibongkar sebab bersifat sementara. Sama seperti jika anak pramuka berkemah, mereka pasti akan segera membongkarnya dan pulang. Sebab itu dia menjaga kekudusan dan melawan kedagingan. 
Kedua, kualifikasi jasmani. Orang yang akan masuk ke sana juga memiliki mental prima. Tandanya adalah pekerja keras bersemangat baja. Semangatnya bagai energy gunung berapi yang tak pernah henti. Ia tak undur walau sekitarnya berlaku buruk. Ia yakin, imannya akan menghasilkan buah. Ia percaya segala perbuatannya yang baik akan diperhitungkan Tuhan sehingga perbuatan baik tersebut tanpa dia sadari menolong dirinya dan jadi pemenang. Ia tidak menyerah terhadap segala macam bentuk tantangan. Dia tidak akan membiarkan orang lain melemahkan semangat bajanya. Ia berjuang keras mengatasi berbagai kelemahan sampai setiap keinginan baik tersebut tergapai. Ia yakin keberhasilan pasti tercapai. Itulah sebabnya dia tidak membiarkan kesulitan membuatnya berhenti. Ia tahu, dirinya adalah mahluk berkodrat ilahi yang sarat energi. Ia pun yakin mengakui iman tanpa aplikasi hanyalah sebuah ilusi.
Saudara, kemah sementara itu adalah tubuh yang sedang kita kenakan. Dan kemah yang sedang kita kenakan ini suatu ketika akan kita tanggalkan dan masuk di dalam kemah yang baru dan yang kekal. Suka atau tak suka, kemah setiap orang memang harus dibongkar. Dan setelah dibongkar sebagian dilempar ke neraka dan dibakar di sana. Tetapi kemah orang percaya akan dijemput kemudian diangkat ke sorga. Itulah salah satu untungnya orang yang percaya Tuhan, Haleluya !!
Sorga itu diwartakan Tuhan sejak dahulu kala. Tuhan mengutus hamba-hambanya dengan berbagai cara agar mudah-mudahan semua mendengar dan taat da masuk ke sana. Ia sampaikan Firman-Nya. Ia nyatakan mujizatnya. Ia curahkan kasih-Nya supaya manusia melakukan kebenaran-Nya. Tidak cukup denganitu, Dia sendiri turun kedunia dan menyatakan Diri-Nya didalam Tuhan Yesus Kristus. 
Saudaraku, tidak baik mengeraskan hati di dalam dosa. Tidak baik pula hanya mengandalkan logika. Berdagang dan berharap untung besar boleh tetapi jangan hanya karena ingin untuk besar engkau masuk ke neraka. Memiliki posisi dan jabatan tingi boleh, tetapi jangan pake cara yang oleh cara itu engkau menjadi calon penghuni neraka. Memiliki harta banyak itu tidak dilarang, tetapi ingat engkau harus berbagi sebab dengan suka berbagi merupakan bukti kita pengikut Kristus. Itulah sebabnya orang yang kikir tidak layak masuk sorga, sebab perilaku seperti itu bertentangan dengan nilai iman Kristen. 
Sampai saat ini Sorga dan pintunya masih terbuka. Tetapi saat yang tidak ketahui dan tidak kita duga, tiba-tiba Pintu sorga tersebut akan tertutup. Seba itu mari kita hidup dan berbuat seolah olah Pintu Sorga akan segera ditutup. Sebab itu biarlah orientasi segala kehidupan kita senantiasa mengarah ke sorga. Amin. (Doaku menyertai saudara, Gembala Jemaat GBI Aletheia Pamulang, Pendeta Haposan Hutapea, STh, MA)



Minggu, 24 Januari 2016

IBADAH YANG BERDAMPAK

 Mazmur 47:1-10
Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita
Satu-satunya tujuan orang Kristen pergi beribadah adalah untuk memuji Nama Tuhan dan bersyukur atas segala rahcmat-Nya. Namun saat kita bertekun menjalankan ibadah itu Tuhan mengaruniakan berkat-berkat-Nya, haleluya !!. Itulah sebabnya saat beribadah, kita harus tulus, setia dan sungguh-sungguh. Sebab ketika kita mengejar kualitas ibadah dengan memuja DIA yang kita sembah, maka kuasa dan berkat-Nya mengikuti kita, Dahsyat!!!
Dizaman ini tujuan beribadah itu banyak yg salah dan diselewengkan. Tidak sedikit orang Kristen pergi beribadah untuk kepentingan pribadi dengan mengutamakan kepuasan diri. Mereka sering berkata: “aku mau pergi ibadah supaya hatiku senang, aku mau menghilangkan streesku karena aku sudah penat bekerja selama seminggu”. Atau saya mau beribadah karena yang berkotbah adalah pendeta Anu dan yang pimpin pujian adalah si nona itu", Orientasi ibadah tidak lagi tertuju kepada Tuhan melainkan kepada Manusia. Maka itulah sebabnya kita seringkali mendengar orang Kristen berkata : “Ah, aku tidak mendapatkan apa-apa dari kebaktian di gereja itu, disitu tidak ada urapan, tidak ada mukjizat !!” Saudara, disetiap ibadah yang dilakukan untuk memuji Tuhan Yesus Kristus, selalu ada kehadiran Allah, ada lawatan sekaligus urapan, ada sukacita sekaligus terobosan yang ajaib. Itulah sebabnya motivasi saat beribadah, harus lurus sekalgus tulus. Tujuan ibadah yang benar dan yg utama adalah memuliakan Tuhan. Dan setiap orang Kristen yang beribadah dengan benar, pasti mendapat untung, mendapat berkat! (I Timotius 6 : 10; I Timotius 4:8). Tetapi harus diingat, berkat atau untung itu tidak datang dari praktek ibadah yang kita lakukan, tetapi dari Dia, Raja yang kita muliakan dalam ibadah tersebut. Kita harus mengutamakan Dia yang kita sembah. Artinya, penghormatan yang setinggi-tingginya yang harus diberikan kepada Raja segala raja. Dengan kata lain: Penyembahan harus berpusat pada Allah, ditujukan kepada Allah. Itulah sebabnya, ketika kita berangkat beribadah, hati dan pikiran sudah siap untuk memuliakan Dia di seluruh rangkaian ibadah. Mulai dari pembukaan ibadah sampai kepada pengutusan.  
Bagaimanakah caranya kita harus menyembah? Yesus berkata: “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran (Yohanes 4:24) Artinya, penyembahan kepada Allah melibatkan ketiga aspek dalam diri manusia, yaitu perasaan, pikiran dan kehendak. Ibadah tidak boleh hanya melibatkan emosi saja.
Melalui renungan hari ini firman Tuhan memberikan kita pelajaran penting, yaitu: Pertama, alasan-alasan mengapa kita harus beribadah dgn tulus dan setia, yaitu….
1.    Dia adalah Allah yg Mahatinggi yang harus di elu-elukan dengan sorak-sorai
2.    Dia adalah Allah Raja yang memerintah atas seluruh bumi
3.    Dia adalah Allah yang sangat dimuliakan
Kedua, alasan-alasan mengapa Tuhan yang harus kita buat menjadi tujuan  beribadah, yaitu….
1.    Karena itu adalah perintah firman Tuhan (ayat 1,7)
2.    Karena Dia sudah memberikan kita kuasa dan kemenangan (ayat 4)
3.    Karena Dia sudah sangat memelihara dan memberkati kita (ayat 5)
Ada dua kesimpulan renungan hari ini yaitu:
Ibadah yang berdampak menuntut penyembahan yang berdasarkan pada kehendak Allah.
Menyembah dalam kehendak Allah berarti terletak pada sikap batin dan motiv saat menyembah. Dan
hal itu muncul dari kesadaran bahwa yang kita sembah itu adalah Tuhan, Raja segala Raja, Yehova
Elohim yang kita kenal dan sembah didalam Tuhan Yesus Kristus.
Ibadah yang berdampak adalah ibadah yang membuat Tuhan dan kemuliaanNya sebagai satu
satunya tujuan ibadah, bukan orang - orang yang berdiri dimimbar gereja.  Amin. 
Doaku menyertai setiap saudara, Pendeta Haposan Hutapea, ST.h, MA )
           

Minggu, 17 Januari 2016

Orang Percaya Bunga Bakung

                Hosea 14: 6-9
Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar (ayat 6.)
Bunga bakung, bunga idaman, ber warna-warni menawan mata dan memikat hati. Banyak tumbuh di padang, indah dipandang, terpatri abadi di tiap tiang rumah Tuhan (I Raj. 7: 19,22)
Bunga bakung itu melambangkan manusia yang direncanakan untuk kemulian nama Tuhan. Bunga tersebut menjadi visi Tuhan untuk seluruh umat manusia. Ia juga melambang manusia yang hari ini gagah dan bersemangat tetapi besok sudah tidak ada. Tuhan mendandani bunga bakung sedemikian indah melebihi kemilaunya dandanan yang pernah diciptakan dan dikenakan manusia. Oleh sebab itu melalui bunga bakung kita akan melihat dampak kehadiran Tuhan yang luar biasa di setiap hidup manusia yang berserah kepadaNya, yaitu:
Pertama. Setiap orang yang percaya dirancang dan dimampukan Tuhan menjadi saksi yang besar di setiap lingkungan masing-masing. Bagai bunga bakung yang berbunga, manusia itu dituntut untuk memancarkan keindahan dan keharuman. Ia aktif dinamis, tidak pasif. Dia harus berusaha menjadi solusi bukan pembuat kontroversi. Dia selalu rindu menjadi historys maker, bukan trouble maker. Dia menjadi berkat besar. Dia menjadi seorang pribadi yang dirindukan. Kalau dia tidak ada rasanya tidak rame, sepi !!
Kedua. Tuhan merancang setiap orang yang akan percaya selalu kuat tidak tergoyahkan saat dalam menghadapi setiap tantangan. Tidak mudah kecewa dn tidak mengecewakan orang lain. Tidak mudah mundur dari gereja dan tidak membuat orang lain mundur dari gereja. Kalau dia seorang laki-laki, dia menjadi pria yang berbibawa yg tidak mudah mengumbar kata.. Kalau dia seorang wanita, dia menjadi seorang yang anggun mulia, karena menahan diri mengumbar kata dan fitnah. Bagai pohon hawar ia akan menjulurkan dan menancapkan akar-akarnya hingga tahan di segala musim dan kuat di setiap badai. Dia bagai karang yang tak tergoyahkan oleh apapun. Haleluya….
Ketiga. Tuhan merindukan Setiap orang percaya menghasilkan buah dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Menjadi tiang rumah Tuhan dan tidak menjadi batu sandungan. Ia memandang semua orang sebagai saudara dan tidak membuat orang lain menjadi sasaran kepentingan diri. Dia tidak membuka mulutnya untuk mnghasut orang lain dan menutup telinganya terhadap setiap hasutan dan fitnah. Ia tahu kalau ada yang salah, Tuhanlah yang menjadi hakimnya. Oleh sebab itu ia tidak pernah mengambil haknya Tuhan. Ia tak cemburu di saat orang senang, ia tidak congkak saat mencapai puncak. Ia ada saat orang lain berduka, ia mengulurkan tangan tatkala orang lain merana. Bunga bakung Tuhan adalah orang yang selalu menyadari, bahwa seorang kawan berpotensi sejuta peluang, dan meninggalkan seorang kawan berpotensi sejuta hambatan. Itulah sebabnya kita harus berusaha membangun persaudaraan, bahkan sekalipun kawan kita tersebut sering mengecewakan. Dari pada mudah menjatuhkan vonis bersalah kepada orang lain, lebih baik kita menguji dri sendiri.
Tuhan itu selalu menginginkan umatnya terpelihara dan menginginkan umatnya bertindak memeliharan sesamanya. Kekristenan dituntut untuk selalu dapat menselaraskan hak dan tanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, Tuhan menginspirasikannya agar kita menjadi Bunga Bakung nama-Nya. Artinya,  setiap anggota jemaat dapat merencanakan yang terbaik bagi dirinya dan memberikan yang terbaik buat orang lain. Selamat Menjadi Bunga Bakung, God Bless all.


Kamis, 07 Januari 2016

Mantab, tak tergoyahkan

Lukas 1:1-38
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu (ay 38)
Orang yang diperhadapkan dengan dua pilihan akan cenderung dikuasai rasa bimbang, . Ingin memiliki yang satu tanpa kehilangan yang lain.  Tuhan Yesus berkata: “Tidak mungkin mengabdi kepada dua tuan” (Lukas 16:13). Demi menjaga perasaan orang, kita sering mencoba ‘membagi diriuntuk dimiliki dengan asumsi akan menyenangkan semua, namun tanpa kita sadari hal demikian telah membuat kita menjadi orang yang tidak tenang kemudian gagal tidak mendapatkan apa-apa (Yakobus 1:7-8). Rasul Yakobus mengingatkan orang percaya di seluruh bumi dan di sepanjang abad tentang konsekuensi orang yang mendua hati, yaitu:
Orang tersebut tidak dikenan Tuhan. Bimbang, berarti tidak percaya kepada Tuhan. Sudah rajin kegereja tetapi tidak percaya. Sudah giat melayani pekerjaan Tuhan tetapi meragukan Dia yang dilayani. Seorang pelyanan haruslah teladan dalam kepercayaan. Sebab jika tidak demikian semuanya akan sia-sia, akan selalu terombang ambing (kacau balau, Tidak menikmati damai sejahtera) serta tidak mendapatkan apa-apa dan berdosa. Dampaknya sungguh negative, dahsyat..!!
Saat Maria, menerima rahmat dan anugerah dari Tuhan, sedikitpun Maria tidak bimbang. Dengan mantab Maria berkata:”Jadilah padaku seperti yang engkau katakan”. Dibalik ucapan itu Nampak iman, pengenalan kepada Allah serta keputusan untuk lebih taat kepada Allah. Iman dan pengenalan Maria terhadap Allah, membuatnya mantab menghadapi segala resiko. Maria yakin, rencana Allah pasti terlakssana. Dan setiap orang yang mau taat melaksanakan setiap renncana Allah pasti mendapat kesanggupan. Dan terbukti, Maria menikmati mukjizat pemeliharaan Tuhan yang ajaib tersebut (Lukas 2:1-3).
Dalam hidup ini, seringkali kita dikuasai perasaan bimbang. Keterbatasan mengetahui hari esok, menjadi salah satu alasan  orang menjadi bimbang. Dalam konteks teologis, Tuhan yang adalah roh yang tidak berwujud dan tidak dapat dilihat, merupakan alasan orang ragu keberadaan TUHAN. Saudara, jangan ragu!! DIA mengaruniakan hari esok yg cerah dan memberi upah untuk percayamu bahwa TUHAN ada dan berkuasa (Ibrani 11:6, dan Yer 33:3) DIA hadir dan berkarya didalam umat dan gereja-Nya.
Firman Tuhan yg disampaikan Gabriel kepada Maria ini, mengajarkan kepada kita bahwa satu-satunya jawaban untuk seluruh masalah manusia adalah melalui kehadiran dan campur tangan Tuhan. Artinya, kalau setiap orang sungguh-sungguh menghadirkan Tuhan disetiap harapan dan pergumulannya, dipastikan orang tersebut menikmati keyakinan  yang tidak tergoyahkan (Filip 4:13) dan kemudian menikmati kemenangan, Haleluyah............... 
Tuhan itu ada dan Mahakuasa. Jangan ragukan itu!! DIA tidak menutup mata untuk setiap pribadi yang percaya dan yang melayani pekerjaa-Nya. Demikian juga kepada setiap pribadi dan keluarga yang melakukan kehendaknya. Hanya DIA sumber pertolongan sejati dan hanya DIA saja satu-stunya focus penyembahan kita. Tuhan pasti akan menyatakan kuasa-Nya untuk menolong setiap orang taat kepada rencana-Nya. Oleh sebab itu mari kita buang rasa bimbang. Sebaliknya kita bangun iman dan keyakinan. Tetap tenang saat jalanmu terhalang tembok tinggi, sebab kuasa dan pertolongan Tuhan akan membuat tembok tinggi menjadi jalan bagimu menikmati ketinggian. Teruslah berjalan saat perjalananmu terhalang bentangan laut luas. Sebab Tuhan menyediakan laut yang luas tersebut sebagai sarana buat engkau menggapai ujung bumi (Keadian 49:22b). Jangan bimbang dan jangan ragu nikmatilah berkat-Nya, Haleluya. AMIN.

(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan R Hutapea)









Meraih Sejuta Peluang Bersama Tuhan

 ( Yohanes 3: 1-20 )
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yg tunggal, supaya barang siapa yg percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yg kekal (16)
Setiap memasuki awal tahun, tidak sedikait orang yang galau. Hingar bingar dan kemeriahan pergantian tahun, berubah sekejab dengan ragu. Manusia bertanya-tanya tentang apakah gerangan yang terjadi dihari esok, bagaimanakah prosfek kerja, usaha dan ekonomi keluarga. Akibatnya gelisah dan takut pun melingkupi banyak orang. Dukun dan paranormal pun tertawa berlimpah pesanan.
Di dalam dunia ini memang tidak ada yang pasti. Manusia hanya bisa memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi. Naluri dan antisifasi yang terbatas membuat banyak manusia semakin prustasi. Bagaimanakah seharusnya orang percaya bersikap. Layakkan orang percaya larut dalam galau seperti orang lain?. Bagaimana kata Tuhan mengenai hari esok tersebut? Nats renungan kita hari ini memberikan jawabannya.
Pertama, Setiap orang percaya dijamin Allah.
Kasih Allah yang melampaui segala akal, sanggup menutupi keterbatasan manusia. Tangan kita dipegangnya (Yesaya 42:6) Dia menopang kita dengan kekuatan sayap-Nya (Yesaya 40:31) dan Dia menyertai kita sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20) Kasih-Nya yg tidak terukur itu membuat Tuhan tidak rela membiarkan kita jalan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan menuntut kita hidup di dalam kasih-Nya. Kasih itu menutupi segala sesuatu. Sakit hati dan akar pahit akan dihilangkan jikalau interaksi dibangun dalam kasih. Orang yang hidup di dalam kasih adalah orang yang berkenan kepada Allah. Kasih Allah adalah kasih yang bertindak. Bulan Desember merupakan bulan dimana orang percaya merayakan bukti pernyataan kasihNya yang luar biasa. Dia mengaruniakan DiriNya kepada kita. Dan karena Dia sudah mengaruniakan DirNya , adakah lagi yang membuat kita galau dan gemetar,, tak ada lagi !!! Haleluyah….
Kedua, Allah mengasihi manusia karena kita adalah ciptaanNya.
Saat Tuhan menciptakan manusia, hal itu melibatkan Tangan yg menggambar, Mulut yg bersabda dan Nafas yang dihembuskan,  bukan seperti saat menciptakan binatang. Artinya, setiap manusia merupakan ciptaan special Allah. Dan semakin special lagi karena kita percaya kepadaNya sebagai Tuhan juru selamat. Dan karena kita adalah komunitas special Allah, maka DIA akan memberkati kita, DIA akan menopang hidup kita, DIA juga akan menyediakan makanan buat kita dan keluarga. Percayalah, Tuhan hanya membutuhkan perubahan sifat kita sesuai dengan ketentuannya. Itulah makna percaya!!!
Semua orang tua sayang sama anaknya. Kalau anak sakit, orang tua gelisah, kalau anak kehilangan gairah makan, orang tua jadi bingung. Mengapa demikian? Karena anak adalah keturunannya, gambar mereka sebagai orang tua. Setiap orang tua menghendaki anaknya berprestasi dan melakukan kebajikan. TUHAN yang esa dan Mahakudus itu berkenan dipanggil ‘Bapa’ kita, Bapa yang sangat dekat dengan anak-anakNya. Raja Daud berkata: “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikianlah Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”(Maz 103:13). Tuhan pun sangat menghendaki setiap umat-Nya berprestasi gilang gemilang, sebab itu Dia memberikan kasih dan kuasa-Nya.
Tuhan yang sayang kepada manusia itu, sangat merindukan orang yang disayangiNya itu saling menyayangi, saling menolong dan dapat saling melupakan kesalahan. Oleh sebab itu mari kita responi kasih Allah dengan mengambil keputusan untuk lebih meningkatkan citra kita sebagai anggota tubuh Kristus. Di Minggu pertama tahun 2016 ini, Gembala jemaat menghimbau setiap anggota jemaat memberikan hati untuk melayani dan memberikannya dengan konsisten.  Dalam menjalani hari esok, yang kita butuhkan adalah persiapan iman. Tingkatkan kendali diri dan potensi diri sambil terus membangun serta memperluas relasi. Dari pada cari musuh lebih baik menata pertemanan. Sebab satu teman berpotensi satu juta peluang. Sebaliknya satu musuh menunbuhkan sejuta hambatan. Saudara, teruslah menjaga dan meningkatkan persekutuan untuk hormat dan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian engkau menjadi pemenang dan akan tetap tenang, Amin.




B E R K A T N A T A L

Lukas 2:8-20
Dan ketika mereka melihatnya, mereka memberitahukan apa yang mereka ketahui tentang anak itu, Dan semua orang yang mendengarnya menjadi heran tentang apa yang dikatakan gembala gembala itu kepada mereka (Lukas 2: 8-20)
Pencipta merancang hidup manusia itu indah. Dia mengaruniakan jalan untuk hidup yang  harmoni dengan memberikan petunjuk, cara  untuk menikmati hidup yang indah tersebut. Dia memberikan rambu-rambu yg perlu kita hindari supaya harmoni tersebut jangan sampai  hilang, yakni dengan memanggil manusia itu keluar dari kegelapan dan menjadi kawanan jemaat yaitu gereja. Namun rencana yang indah itu seringkali sirna termasuk di dalam kawanan jemaat itu sendiri.
Apakah penyebab sirna nya harmoni dari hidup kawanan domba-domba Allah itu? Salah satu penyebabnya ialah karena terlalu sering bertemu. Bukankah semakin sering bertemu itu sangat perlu? Betul! Namun, tujuan bertemu dan kualitas pertemuan tersebutlah yang menjadi masalah. Tuhan memanggil kita untuk bersekutu. Dan bersekutu artinya bertemu muka dengan muka. Artinya, setiap pertemuan itu ada makna dan tujuannya, sebab itu perlu direncanakan dengan baik. Mengapa harus demikian? Supaya yang akan dibicarakan adalah hal-hal yang sangat penting. Karena kalau tidak demikian pembicaraan menjadi ‘ngalor-ngidul’, gossip dan mendiskreditkan orang. Kalau sudah demikian cepat atau lambat, keakraban yang demikian akan segera berakhir dan patah. Dan patahnya menjadi patah arang, susah disambung seperti sediakala. Ingatlah, Tuhan menghendaki kita bertemu untuk bersekutu didalam kasih-Nya. Namun disisi lain Iblis menginginkan pertemuan kita itu menjadi cara untuk merusak persaudaraan kita ( Amsal 25:17 ), hati-hatilah…!! Kalau demikian bagaimana caranya supaya di satu sisi dapat sering bertemu dan membangun persaudaraaan tetap lestari dan menjadi berkat bagi orang ?
Pertama, Marilah kita buat setiap pertemuan itu hanya mempercakapkan kebaikan Tuhan Yesus Kristus! Jangan mempercakapkan orang lain, apalagi kelemahannya. Marilah kita bertemu untuk saling berbagi, Jangan pula untuk menunjukkan sesuatu yang kita miliki. Kita perlu belajar dan meneladani para gembala padang Efrata. Saat mereka bertemu Sang Bayi Natal, mereka mempercakapkan kedahsyatan Tuhan. Dan mereka menyampaikan kepada orang lain semua yang mereka lihat, yang mereka dengarkan dan yang mereka rasakan saja, tidak ditambah dan dikurangi.  Dan mereka menjadi berkat besar.

Kedua, Selanjutnya kita perlu merencanakan setiap pertemuan sebagai  “Kon Ji Ro. Kontak Jiwa dan Roh! Yaitu saling melayani; bersekutu bersama dengan puji-pujian, baca Alkitab bersama, dan kemudian berdoa bersama. Insiatif Kon Ji Ro kita adakan karena ‘aku dan kau sama-sama mengalami pergumulan’. Selain itu sebagai orang yang saling mengasihi, kau dan aku yang sama-sama mengalami kerasnya kehidupan, karena itu pasti membutuhkan dukungan dan keperdulian  (Ibrani 10:25-16). Di dalam pertemuan seperti itulah kau dan aku dapat saling menghibur dan saling menguatkan, baik dengan perbuatan juga dengan perkataan (Galatia 6:2). 
Jika perkara tersebut kita lakukan secara konsisten, maka potensi kita sebagai jemaat GBI dapat kita kembangkan dan optimalkan di dalam Tuhan. Keluargamu dan keluargaku rukun dan harmonis serta diberkati (Mazmur 133:1-3) Dengan demikian Kemuliaan bagi Allah ditempat tinggi dan Damai sejahtera dibumi, sungguh terjelma dalam hidup kita. Rezeki lancer, tubuh kita sehat dan awet muda berbahagia. Inilah berkat Natal yang direncanakan Tuhan untuk setiap orang, Haleluyah. AMIN.

Minggu, 22 November 2015

Tuhan ditengah-tengah kita

Keluaran 17:1-16
Setiap orang merindukan hdup yang aman dan nyaman. Bahkan kita sering berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Hal itu karena secara natural manusia itu membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar, awas dan menyenangkan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi.
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk  dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



Awas saat Nyaman,

Keluaran 17:1-16
Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan hdup yang aman dan nyaman. Bahkan kita sering berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Hal itu karena secara natural manusia itu membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar, awas dan menyenangkan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi.
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk  dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



YAKINLAH........

Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan keberhasilan, hidup aman dan nyaman. Itu juga yang menjadi rencana Tuhan terhadap umatNya. Tuhan sangat mengerti bahwa hidup yang berhasil, aman dan nyaman merupakan kebutuhan setiap orang. Namun sebenarnya keadaan yang nyaman itu tidak menjamin pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu, tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar dan  dikenan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka. Sebaliknya Orang Amalek dirancang Tuhan menjadi sarana pendidikan yang akan semakin mendewasakan supaya orang Israel sanggup menghadapi ancaman atau tantangan hidup yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka lagi. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi. Sebab itu, jika kamu menghadapi tantangan belajar dan dalam aktifitas sosial lain, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan kamu naik ke level yang lebih tinggi. Tetaplah positif (Roma 8:28).
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia tersebut supaya dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah siswa yang memiliki kekuatan rohani. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.

Selasa, 20 Oktober 2015

Ingatlah, ( Efesus 1:1-14 )

Di dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. (ayat 5)
Tuhan dengan jelas menentukan tujuan kita hidup dan tujuan kita ditebus, yaitu untuk menyenangkan Tuhan disetiap aktivitas yang kita lakukan, baik melalui pekerjaan didunia dan pelayanaan diladang pekerjaan Tuhan. Memiliki tujuan hidup seperti yang direncanakan Tuhan merupakan sebuah kegembiraan. Karena dengan demikian arah jalan kita menjadi jelas. Artinya, dalam bisnis kita focus dalam satu bisnis sehinga potensi berhasilnya terukur. Dalam pekerjaan kita antusias dan tuntas. Saat sekolah dan kuliah kita bersemangat karena sudah mengetahui cita-cita dengan jelas. Dalam melayani pekerjaan Tuhan kita konsekuen tidak berdua hati dan tidak terbawa perasaan. Artinya, dengan berjalan ditujuan Allah, kita tidak mengijinkan apapun menggoyahkan kita. Kebenaran ini harus dipahami sepenuhnya sebab hal itu membuat Anda memiliki perasaan berharga. Hidup menjadi indah, langkah kaki kita semakin mantap dan fokus. Sebab dikenan Allah itu berarti dianggap penting oleh Allah. Dikenan Allah merupakan sebuah status yang tak tergantikan di dalam kehidupan manusia. Sebab orang yang kehilangan orientasi hidup seringkali bermula dari perasaan keterasingan dari Tuhan. Perasaan terasing dari Allah akan mengangap diri diasingkan oleh teman-teman. Akibatnya, tindakannyapun akan cenderung negatif. 
Situasi terasing yang berlarut-larut tanpa kesanggupan untuk memahami diri sebagai pribadi khusus untuk sebuah tugas dengan kemampuan khusus, membuat seseorang semakin kehilangan pegangan hidup. Dalam keadaan seperti itulah rasul Pulus mengatakan, bahwa sejak semula Tuhan merencanakan setiap orang percaya begitu special, yaitu menjadi seorang yang kudus (ay 4), menjadi anak-anak Nya (ay 5), seorang pribadi yg dipercayai oleh Allah (9), pemilik janji Allah (ay 10) serta pribadi pujian bagi Allah (ay 11-14). Artinya, Allah merancang kita menjadi pribadi yang diberkati secara rohani dan diberkati secara jasmani, Haleluyah!!! Seorang hamba Tuhan berkata: “………, setiap orang percaya tidak ada lahir dengan kebetulan. Tidak ada yang lahir hanya karena keinginan laki-laki dan perempuan. Setiap umat Tuhan terlahir dalam rencana dan rancangan Maha Pencipta dan untuk sebuah tujuan yang jelas. Kita direncanakan untuk kesenangan-Nya. Inilah yang luar biasa. Saya harap Anda semua sadar akan hal itu dan Anda semua tersenyum karenanya. Salah satu pemberian terbesar Allah kepada kita ialah kita diberi kemampuan untuk menikmati kesenangan. Dia memperlengkapi kita dengan panca indera dan emosi yang membuat kita dapat menikmati kehidupan ini. Alasan mengapa Anda bisa menikmati kesenangan adalah karena Allah menjadikan Saudara menurut gambar-Nya” (Driven life Porpose) 
Hidup untuk menyengkan Allah itu sangat menentukan. Sebab itu seorang isteri harus mendorong suaminya untuk maju didalam Tuhan, dan seorang suami harus membimbing isterinya supaya bejalan bersama ditujuan Allah. Orang tua perlu terus memotivasi anak-anaknya bertekun didalam ketaatan. Dan seorang anak perlu mengingatkan orang tuanya supaya melakukan tanggungjawab seperti yang ditentukan Allah. Dengan demikian mereka selalu saling menyenangkan dan sepakat menyenangkan hati Tuhan. Sebab rahasia kebahagiaan sebuah keluarga yang bahagia adalah jika semua anggota keluarga tersebut menyengkan hati Tuhan. Anggota keluarga yang berasal dari keluarga bahagia akan menjadi pribadi yang antusias, hangat, selalu berpikir positf dan percaya diri serta selalu menunjukkan semangat juang saat menghadapi tantangan. 
Tak ada hidup yang sia-sia. Tak ada pula pribadi yang tak berguna. Bagaimanapun keadaan fisik dan keadaan social kita semuanya adalah untuk kesenangan Allah. Tuhan merancang setiap orang tebusannya berhasil (Yosua 1:8-9; Mazmur 1:1-3; Jeremia 29 :11) Dan menertai kita saat berjuang mengejar keberhasilan tersebut (Mat 28:18-20; Markus 16:17-18) serta memberi kuasa untuk kita pergunakan meraihnya (Kisah 1:8; Johanes 1:12). Tuhan hanya ingin kita taat melakukan kehendaknya dan hidup berkenan dihadapannya, maka semuanya akan dikaruniakanNya kepada kita, Haleluyah (Roma 8:31-32). Apakah Anda sudah menyenangkan hati Allah? Jawabannya ada didalam diri kita masing-masing. AMIN. (Doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)

Kamis, 15 Oktober 2015

AMAN DAN NYAMAN (ULANGAN 28:1-14)

Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan keberhasilan, hidup aman dan nyaman. Itu juga yang menjadi rencana Tuhan terhadap umatNya. Tuhan sangat mengerti bahwa hidup yang berhasil, aman dan nyaman merupakan kebutuhan setiap orang. Namun sebenarnya keadaan yang nyaman itu tidak menjamin pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu, tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar dan  dikenan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka. Sebaliknya Orang Amalek dirancang Tuhan menjadi sarana pendidikan yang akan semakin mendewasakan supaya orang Israel sanggup menghadapi ancaman atau tantangan hidup yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka lagi. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi. Sebab itu, jika kamu menghadapi tantangan belajar dan dalam aktifitas sosial lain, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan kamu naik ke level yang lebih tinggi. Tetaplah positif (Roma 8:28).
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia tersebut supaya dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah siswa yang memiliki kekuatan rohani. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.

Senin, 12 Oktober 2015

SEHAT BERIMAN

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan Allahmu (ayat 2)

Tuhan merancang setiap umat-Nya menikmati hidup sehat. Dia memberikan hidup-Nya supaya kita memiliki hidup yang berlimpah, sehat dan panjang umur (Maz 107:17-22) Dia menebus kita dari segala dosa dan kejahatan kita, supaya roh kita sehat (103:1-3) Dia memberkati pekerjaan dan usaha kita supaya ekonomi keluarga kita sehat. Tuhan menyuruh kita mengembalikan milik-Nya supaya dompet kita sehat (Amsal 11:24-25; Maleakhi 3:9-10) Tuhan memulihkan keluarga kita supaya sehat, damai dan bahagia (Yohanes 2:1-11, Efesus 5:22-32) Semuanya Tuhan sediakan untuk kebaikan kita umat Tebusan-Nya. Sebab itu jangan tahan-tahan untuk segera memuliakan nama-Nya !! Dengan  rohani yang sehat kita masuk didalam kekekalan mengenakan tubuh kemuliaan untuk memuji DIA sepanjang masa, dari kekal sampai kekal, Haleluya.... !! Sehat yang sesungguhnya itu meliputi tubuh, roh ,jiwa dan perbendahraan kita. Semuanya ada didalam rancangan Tuhan Yesus Kristus, luar biasa……!!  Apakah yang harus kita lakukan supaya kita masuk pada rancangan Allah yang dahsyat tersebut? Firman Tuhan berkata: Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yg benar dimata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapanNya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah kutimpakan kepada orang Mesir. Melalui firman Tuhan diatas, kita kembali menemukan bahwa Tuhan itu sangat mengasihi kita orang yang percaya dengan memberikan rahasia hidup yg sehat dan rahasia hidup yang diberkati. Rahasia tersebut ialah, percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sekaligus  mempercayakan hidup kita kepada-Nya setiap waktu. Dalam kaitannya dengan firman Tuhan tersebut, kita menemukan beberapa hal, yaitu:
1. firman Tuhan itu adalah air hidup yang menyucikan kita dari segala dosa kita sekaligus air
    yang menyegarkan untuk jiwa  kita
2. firman Tuhan itu adalah makanan sehat yang seimbang untuk tubuh kita.
3. firman Tuhan itu adalah Multivitamin dengan kalori yang pas utk tubuh kita.
4. firman Tuhan itu adalah Obat yang manjur untuk tubuh kita.
Melalui keempat hal tersebut kita diingatkan, Firman itu dahsyat berkuasa.  karena firman itu adalah Allah itu sendiri, Haleluyah!!! Tuhan menghendaki kita mendengar sekaligus melakukan firman-Nya. Artinya, firman Tuhan merupakan jalan, petunjuk sekaligus janji yang akan memastikan tubuh kita sehat, kuat dan berkemenangan. Ia sayang kepada kita lebih dari pada kita sayang kepada tubuh kita sendiri. Dahsyat.......!!!
Saudara..., Tuhan menebus kita supaya kita selalu sehat. Sebab itu kalau makan usahakanlah makan makanan yang sehat. Ingatlah, makanan yang mahal dan tempat makan yang nyaman bukanlah ukuran sehat. Isilah pikiran dengan pikiran Tuhan, dengan demikian engkau selalu berpikir jernih dan cerdas. Rencanakanlah kebaikan, jauhkanlah pikiran jahat. Giatlah olah raga dan tidurlah dengan cukup. Ucaplah puja dan puji saat bangun pagi hari dan lakukan tindakan luhur disepanjang hari. Persembahkanlah korban syukur saat engkau masuk dipembaringan malam hari. Sebutlah nama Tuhan dan tidurlah dalam dekapan Nya yang teduh. Maka nikmatilah tidur yang berkualitas, pulas sekaligus puas. Luar biasa !!!
Tuhan kita itu memang sungguh mengasihi kita, jangan ragukan hal itu. Katakan hari ini "Ya" kepada firman-Nya dan nikmatilah hidup yang sehat serta penyertaan-Nya yg kekal, Amin.




(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan Hutapea STh, MA)

Selasa, 22 September 2015

MAJU TERUS........

Dan supaya segenap Jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan pula dengan lembing. Sebab ditangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami.(ayat 47)”
1 Samuel 17:40-58
Sebuah kemenangan tercipta karena melewati sebuah peperangan sekaligus pengorbanan. Selain itu daya tahan, peralatan, strategi dan keberuntungan, juga tak bisa diabaikan
Karena peperangan muncul setiap waktu, maka setiap orang pasti mendambakan kemenangan. Kalau demikian bagaimana caranya supaya didalam peperangan yang terus menerus kita mampu meraih kemenangan?
Melalui Nats hari ini kita belajar strategi Daud saat mengalahkan Goliat. Dari sudut apapun, Daud bukanlah tandingan Goliat. Postur fhisik, factor kematangan usia, tehnologi perlengkapan perang, Goliat betul-betul super power tanpa tanding. Tetapi didalam postur yg hebat dan tehnologi alat perang tersebut, Goliat memiliki titik lemah. Daud mengenali titik lemah tersebut dan menyasarnya secepat kilat, dan kemenanganpun terjadi, Haleluyah...!! 
Peperangan dibidang apapun, mengenali lawan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan. Kita perlu mengenal siapa lawan kita dan bagaimana kekuatannya serta siasat yang dipakainya. Kemudian yg tidak kalah penting ialah mengenal kekuatan sendiri. Dengan mengenal kelebihan dankekurangan lawan serta mengenali potensi diri sendiri kita dapat memutuskan  cara yg tepat menghadapi musuh tersebut.
Dalam kehidupan rohani, musuh kita adalah dia yang pernah menjadi ‘tangan kanan Allah,’ sekaligus yang pernah mencoba merebut tahta Allah. Setan,-selain diri sendiri- dialah yang bermanifestasi dalam segala jenis kejahatan dan dalam segala godaan. Terhadap oknum ini manusia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya takluk tak berdaya. Kalau demikian apa yang harus kita perbuat? Apakah kita harus jadi pecundang sepanjang zaman? Apakah kita  akan terus jatuh pada godaan? Dan haruskah kita selalu takluk terhadap setan? Jawabannya ialah “ya” kalau Tuhan Yesus Kristus tidak turun tangan! Hanya oleh kuasa Tuhan Yesus Kristus saja kita dapat menang. 
Pergumulan apapun yang sedang kita hadapi, masalah apapun yang sedang mencengkeram hidup kita, Oleh Kristus Yesus, Allah di pihak kita dan  menopang kita dengan kekuatannya yang dahsyat. Allah yang Maha Kuasa yang menghancurkan musuh kita ada dipihak kita, Haleluya!
Pemeliharaan Allah itu sempurna adanya. Tak hanya rohani tetapi juga jasmani. Tak hanya yang bersifat kekekalan, tetapi juga yang bersifat kekinian.
Sebagai orang Kristen kita tidak boleh menyerah, melainkan berserah. Menyerah berarti takluk. Berserah artinya berjuang dengan iman dan mengandalkan kuasa Tuhan serta bertujuan utk kemuliaan Tuhan. Daud melakukan hal yang sama dan meraih kemenangan yang luar biasa, maka kitapun akan menikmati hal yang sama. 
Mujizat kemenangan terjadi bukan karena kekuatan dan ketangkasan kita. Bukan pula karena pengalaman kita, melainkan hanya karena Perkenanan Tuhan dan penyertaan Kuasa-Nya yang ajaib, camkanlah itu. Pikirkan dan lakukanlah perkara yang perkara yang besar dan bersiaplah untuk berperang,  AMIN. (Doaku menyertai saudara, Pndta Haposan Hutapea STh, MA)

Selasa, 08 September 2015

Bergembiralah!!

     
                                      Kejadian 5:1-32
                          Dan Henok bergaul dengan Allah tiga ratus tahun lagi,…(22a)

Saat membaca Kejadian 5 ini, kita menemukan kalimat yang redaksinya hampir sama, yakni kalimat yang berbicara tentang silsilah sebelas tokoh Alkitab sekaligus sebelas generasi mulai dari Adam sampai Nuh, yaitu keterangan  tentang umur menikah, anak yang mereka miliki, batas umur dan akhirnya berita ”mati”. Setelah menerangkan masa hidup mereka yang luarbiasa panjang, fiman Tuhan itu diakhiri dengan perkataan, “ lalu ia mati”. Hal apakah yang terkandung dalam kalimat tersebut yang dapat menjadi  pelajaran bagi kita?.
Melalui renungan hari ini dapat kita temukan kandungan berkat-berkat rohani yang luar biasa yang dapat memotivasi kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, yaitu:

1.Setiap mansia adalah gambar Allah yang diwariskan melalui Adam. Itu berarti semua orang berharga dimata Allah dan setiap orang harus saling menghargai. Itulah sebabnya Deklarasi HAM universal itu sangat menentukan karena mendorong  setiap orang menghargai sesamanya (ay1-2).

2. Setiap manusia dirancang Tuhan untuk mengisi hidup dengan menunjukkan  peran masing-masing mewujudkan  visi Tuhan buat Dunia. Firman Tuhan hari ini menegaskan, manusia bukan sekedar lahir, berkeluarga dan selesai. Setiap orang  dirancang menunjukkan peran aktif dan positif. Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang hanya hidup itu adalah hidup yang sia-sia (ay 3-20). Tujuh tokoh Alkitab dari Set sampai Lamekh adalah orang yang sekedar hidup. Alkitab menuliskan, keturunan mereka jahat dimata Tuhan dan hukumpun Tuhan titahkan: dimusnahkan!! Umur panjang tetapi tidak bermakna dihadapan Tuhan, Tragis. Tuhan menghendaki disetiap usia yg dikaruniakan Tuhan, kita isi dengan perkara positif.

3. Setiap manusia dirancang hidup bergaul sekaligus bergantung kepada Allah. Hidup itu harus  berdampak, demikian kesimpulannya. Dalam ayat 21-24 dituliskan Henok bergaul dengan Allah dan ditulis sampai dua kali. Artinya, hidup Henok selaras dengan Tuhan. Sebuah kualitas hidup yang menyadari kehadiran Allah dalam hidup seseorang dan mengaplikasikan nya dengan hidup yang intim dengan Sang Pencipta

4. Setiap manusia dirancang untuk memuliakan Tuhan. Nuh hidup tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah.  Nuh tampil beda dengan orang se zamannya (Kejadian 6:9). Nuh dipanggil untuk mendirikan sebuah komunitas Ilahi, demikianlah kita dipanggil menjadi berkat buat ladang Tuhan. Kita dipanggil memiliki kualitas Iman seperti Nuh yang tidak goyah saat membangun perahu ditas gunung. Kita dipanggil supaya menaklukkan logika terhadap firman Allah, seperti Nuh (Ay 32 sd 6:1-9)
Seperti Nuh, kita dipanggil taat supaya kita melihat dan menikmati berkat dan kemuliaan Allah. Sama seperti Nuh yang selamat serta menikmati berkat karena ketaatannya, demikian juga kita akan mengalaminya. Itulah sebabnya menunjukkan kualitas dan arah hidup yang bermakna itu sangat penting.

Hidup tidak sembarang hidup, melainkan hidup yang bermakna. Hidup menjadi berkmakna karena hidup satu tujuan dengan Allah. Bermula dengan berkata “ya” kepada Tuhan, maka kuasa-Nya akan menuntun kita ke jalan dan arah yang jelas dan benar serta membahagiakan. Hidup yang bermakna itu menghasilkan kegembiraan, haleluya. (Pdt H R Hutapea, STh, MA)


Sabtu, 05 September 2015

Waspadalah

(Keluaran 17:1-16)
Adakah Tuhan ditengah-tenatangah kita atau tidak? (ay 7c)
Semua orang merindukan hidupnya aman dan nyaman. Bahkan selalu berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Secara natural manusia itu memang membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman dan akhirnya krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu, tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat hambatan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar saat kita hidup aman dan tetap menyenangkan Tuhan saat kita hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap dan perilaku orang Israel ini banyak melingkupi orang Kristen saat ini. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi. Sebab itu kita harus selalu menyadari bahwa Tuhan itu hadir dalam setiap situasi hidup kita. Tuhan Yesus Kristus tidak mampu dibatasi oleh apapun. Dalam kemenangan dan dalam kekalahan sekalipun Dia tetap hadir (Matius 28:20)
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh (1 Tesalonika 5:23). Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, tenang saat menghadapi tekanan serta berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan Yesus Kristus selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



TERIMAKASIH

Shalom, selamat pagi! Banyak hal yang mustinya mendorong saya dan saudara bersyukur. Salah satunya ialah syukur untuk hidup yang Tuhan beri....