JALAN NYANG NYAMAN
Mazmur 128:1-6
Anak-anakmu
seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! (ayat 3a)
Setiap orangtua pasti mengharapkan anak-anaknya
sehat, cerdas, berhasil dan panjang umur. Untuk kerinduan itu, orang tua
mendidik anaknya dengan baik, bekerja keras saat mencari nafkah dan selalu
menyediakan semua kebutuhan anak tersebut. Bagaimana cara supaya kerindan
tersebut dapat terwujud? Firman Tuhan hari ini memberi tuntunan kepada kita,
yaitu orang tua harus membina kerohanian
anak-anaknya supaya anak tersebut memiliki iman yang teguh. Iman
yg teguh akan membawa dampak besar dalam diri anak. Dengan iman yg teguh seorang
anak akan mandiri sekaligus memiliki nilai-nilai. Ia akan penuh ambisi
sekaligus hormat dan perduli. Ia akan menjadi seorang yang kritis, dan cerdas dan berwawasan multi. Anak seperti
itu akan menjadi seorang pejuang sejati. Betah dirumah sekaligus seorang yang perduli dan membuat
orang tua berbahagia. Mereka seperti
tunas pohon zaitun sekeliling meja.
Buah zaitun itu bijinya amat keras
tetapi daging lembut. Semakin ia dikunyah, rasanya akan semakin manis. Seorang
anak harus demikian. Ia harus berpendirian kuat dan bermimpi besar. Anak seperti pohon zaitun sangat
toleran terhadap orang lain dan solider kepada
setiap perbuatan baik namun tidak kehilangan pertimbangan. Anak bagai buah zaitun,
sikapnya
manis, perilaku
santun, hidupnya penuh gairah, kehangatan dan keceriaan sebab itu hehadirannya selalu
dinanti-nanti banyak orang
(Kidung 8:6).
Anak-anak di dalam Kristus akan
berguna dalam segala keadaan. Artinya kemanapun anak-anak itu pergi, ia akan
menjadi pelita. Dan jika anak menjadi pelita, siapakah yang layak berbangga
hati? Orangtua yang menikmatinya. Itulah sebabnya mendidik anak-anak sejak
dini, bagaikan seorang petani menanam benuh, atau bagai seorang pebinis
berinvestasi, sebuah investasi yang pasti.
Firman
Tuhan haruslah menjadi dasar
dan ukuran segala kegiatan, sekaligus menjadi tujuan akhir
dari semua yang kita lakukan. Nats di atas berkata: “Allah akan memberkati
engkau dari sion”. Artinya setiap berkat yang sudah Allah
sediakan, diberikanNya sesuai dengan prinsip-prinsip keadlian Tuhan. Taka da sumber berkat benar
selain Tuhan Yesus Kristus. Pada waktu Yesus
dicobai dan ditawarkan kehormatan dan keduniawian, maka Tuhan Yesus menolaknya
dan mengusir Setan yang
menggoda. Yesus
mengetahui Setan bukanlah sumber berkat tetapi sumber celaka (Yohanes 10:10a, 1
Pet 5:7-10)
Mencari berkat bersama Tuhan berarti
mau dan mampu membedakan berkat-berkat yang diperhadapkan kepadanya. Dari Tuhan
atau dari setan. Tuhan Yesus menebus manusia supaya manusia menikmati berkat
yang sejati. Dan sekaligus mengalami suasana sorga di dalam hidupnya melalui
kebahagiaan keluarga. Itulah sebabnya Tuhan memanggil orang tua untuk menghadirkan
Tuhan sebagai kepala keluarga.
Sebab Tuhan Yesus Kristus satusartunya sumber pemulihan
dan berkat. Orang tua yang berbahagia adalah
orang tua yang takut akan Tuhan. Dan orang tua yang takut akan Tuhan akan
membuat abak-anak baik dan berprestasi. Dan anak yang berprestasi akan
membahagiakan orang tua. Tuhan akan dimulaikan. Betapa besar dan indahnya
mafaat orangtua yang percaya dan takut akan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar