Yohanes
15:9-17
Kamu adalah sahabat-Ku,
jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu (ay 14)
Sebagai mahkluk social, kita membutuhkan teman. Semakin banyak
teman, semakin baik. Banyak teman banyak rezeki demikian ungkapan banyak orang.
Itulah sebabnya media social seperti facebook dan twitter, WA atau Line begitu
disukai orang. Karena melaluinya orang bisa mendapatkan teman baru dan dapat
terus berkomunikasi dengan teman lama yang terpisah jarak dan tempat. Tuhan
merancang kita untuk menjadi sahabat orang
lain. Menjadi
sahabat itu berarti lebih dari sekedar berteman. Bersahabat berarti memiliki
kualitas hubungan yang lebih akrab dan khusus. Dengan memiliki banyak teman
kita memiliki banyak hal. Dengan memilki
sahabat, kita berbagi segala kehidupan. Saat senang dan saat sedih, sahabat
bersama kita. Itulah sebabnya Tuhan memanggil kita menjadi sahabat dan
sesama buat orang lain. Artinya, setiap
orang perlu hidup berdampingan, berinteraksi dan bersilaturahmi. Tentu ada
alasan Tuhan merencanakan manusia hidup seperti itu. Antara lain, melalui sahabat
kita mendapatkan banyak pemikiran baru, wawasan baru serta arah hidup yg
semakin selaras dengan jalan Tuhan. Dengan sahabat kita bersekutu dengan tulus,
saling melayani dan saling memberi. Menjadi teman bisa disalah gunakan. Banyak
orang memanfaafkan teman untuk kepentingan dirinya sendiri. Seorang sahabat tidak
seperti itu. Seorang sahabat itu memberi. Seperti Yesus yang rela mati untuk
kita, karena kita adalah sahabat-Nya. Dengan siapakah kita harus bersahabat? Sebagai saksi Kristus, kita harus menjadi
sahabat buat semua orang. Namun sebagai umat yang kudus kita bersahabat dengan
orang tertentu seperti yang Tuhan tetapkan. Alkitab berkata, janganlah
menjadi pasangan yg tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya (2 Korintus 6:14) Artinya Takut Tuhan merupakan kriteria orang yang
layak menjadi sahabat kita. Sebagai gereja kita harus membuat semua orang
menjadi sahabat supaya mereka menjadi teman pewaris kerajaan sorga, tetapi dari
sudut kekudusan kita dipanggil bersekutu dengan orang yg taat Tuhan.
Banyak teman banyak rezeki. Tidak mempunyai teman,
hidup pasti lebih sulit. Meskipun demikian kita harus memilah-milah teman
berdasarkan iman dan perilaku. Kitab mazmur mengatakan bahwa kita tidak boleh
berjalan, berdiri dan duduk dengan orang berdosa, pencemooh dan orang fasik.
(Mazmur 1:1-3) Kenapa demikian? Alasannya ialah, karena cepat atau lambat
pikiran dan perilaku mereka yg buruk dapat mempengaruhi kita.Artinya hukum sepergaulan sangat
menentukan sukses atau tidaknya seseorang.
Sahabat sejati bukan hanya ingin
didengarkan tetapi juga setia mendengarkan. Ia tidak boleh mengeksploitasi
perasaan untuk tujuan tersembunyi melainkan menjadi motivator untuk kebaikan
sahabatnya. Tuhan Yesus mengatakan “ Tidak ada kasih yg lebih besar dari pada
kasih seorang sahabat yang memberikan nyawanya utk sahabat-sahabatnya ( Yohanes
15:13). Artinya, kualitas seorang sahabat tidak dapat dipisahkan dari sikap
rela berkorban kepada temannya. Dalam segala waktu dan situasi kita dipanggil
menjadi sahabat. Ketika hidup makmur dan senang demikian juga saat teman hidup
dalam susah. Intinya, menjadi sahabat
intu indah dan salah satu kunci hidup diberkati. Itulah tujuan kita menjadi
seorang pengikut Yesus Kristus. Amin. (doaku menyertai saudara, (Pdt Haposan R Hutapea STh, MA)