1 Petrus 2:1-17
Tetapi kamulah bagsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,........(ayat 9)
Tuhan Yesus Kristus merancang setiap gereja-Nya menjadi besar sekaligus berdampak besar. Dia merancang setiap gereja-Nya merasakan lawatan Kuasa-Nya serta tanda-tanda heran yang luar biasa. Yang miskin jadi kaya, yang bimbang jadi teguh iman, yang pesimis menjadi optimis, yang terikat banyak hal akan menikmati pembebasan. Orang yang dulunya biasa-biasa akan berubah menjadi pribadi yang luar biasa. Sebab jika urapan Allah turun mujizat pun akan terjadi. Timbul kegerakan yang luar biasa dan ribuan orang akan datang dan mengaku bahwa di setiap gereja ada hadirat Allah.
Ada dua hal yang perlu kita lakukan untuk menyongsong kegerakan yang luar biasa tersebut. Setiap orang mempersiapkan diri dengan sungguh sungguh sambil meningkatkan kompetensinya masing-masing. Kita tingkatkan kualitas rohani dengan pertobatan yang total. Hidup kudus serta masuk dalam pembaharuan budi yang terus-menerus. Selain itu kita terus tingkatkan kebersaman diantara jemaat. Mari terus berusaha mempelajari karakter saudara kita sambil membangun empati sehingga semakin mengenal setiap saudara dengan karakternya yang unik. Dengan demikian kita mengenal sekaligus mengalahkan tipu daya setan yang pasti semakin giat menggagalkan kemenangan kita dengan cara merusak kebersamaan kita (1Petrus 5:6-8). Kita buang segala bentuk media perdukunan dan berhala-berhala kuasa kegelapan (Yeremia 17:5-6). Bebaskan dirimu dari ikat setan dan jimat-jimat dan tahayul nenek moyang yang mencelakakan Yesaya 55:6-9). Dan biarlah engkau percaya hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mengandalkanNya disegala keadaan. ( Yeremia 17:7-8 )
Rencana Allah yang besar tersebut tampak dari sejarah setiap gereja dan visi yang Tuhan karuniakan. Tuhan menggerakkan hamba-hamba-Nya untuk berkumpul sekaligus bergerak bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas pribadi dan keluarganya, melainkan karena menyadari bahwa gereja dipanggil keluar dari kegelapan sekaligus dipanggil bersekutu dengan sesame orang percaya yang lain. Bahkan bukan hanya bersekutu, melainkan membangun sebuah komunitas yang berdampak. Nampaklah disini misterium rencana Allah untuk menghadirkan sekaligus mendirikan gereja-Nya ( Sidang Jemaat ). Jadi dalam iman setiap orang Kristen harus menyadari kehadiran saudara ditempat sekarang merupakan sebuah alat (Rekayasa) Tuhan untuk mewujudkan rencana Agung-Nya untuk kegerakan besar tersebut. Roh kudus bekerja dengan cara-Nya sendiri melampaui pengertian manusia. Roh kudus ingin mengatakan, semua yang kita korbankan untuk gereja-Nya, tidak ada yang sia-sia (1 Korintus 15:58). Tuhan selalu memperhitungkan semuanya. Tuhan itu tanpa batas, imanilah itu! Tuhan itu Maha tinggi, yakinlah dan taklukkanlah pikiranmu kepada pikiran-Nya (1 Korintus 2:16; Kolose 3:3-5)!
Pekerjaan Rohkudus di Gereja tempat saudara beribadah pasti sungguh luar biasa. Banyak tantangan dan keterbatasan dihadapi majelis dan Pendeta saudara. Tetapi puji Tuhan, sampaihari ini gereja saudara tetap ada. Tuhan bekerja dengan mengirimkan para hamba-hamba-Nya dan saudara menjadi pahlawan iman untuk membela jemaat-Nya, Haleluya.
Setiap sejarah selalu meninggalkan jejak perjuangan para pahlawan yang tidak kenal lelah. Banyak orang yang meninggalkan jejak perjuangan. Mereka mengorbankan apa saja yang bisa mereka korbankan. Mereka mempersembahkan waktu, tenaga, uang dan pikiran mereka demi pekerjaan Tuhan dan mereka bersuka-cita. Itulah sebabnya setiap generasi anggota jemaat harus mengenang para pahlawan iman tersebut dan memberikan apresiasi melalui estafet pengabdian yang lebih tulus dan kudus ( Imamat 19:1-2).
Sebagai Orang percaya kita perlu terus membangn diri sehingga setiap pribadi menjadi pelayan yang penuh semangat dengan kompetensi yang teruji dari berbagai dimensi spesialisasi ilmu dan ketrampilan. Mari terus melayani dengan totalitas. Mengatasi masalah dengan lugas dan bekerja sampai tuntas. Lakukan semua tanpa pamrih, biarlah Tuhan yang memberi kita upah. Upah dari manusia itu terbatas, tetapi upah dari Tuhan itu sangat besar, dahsyat, Haleluya (ayat 12-17), Amin (Pdt. Haposan R Hutapea, STh, MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar