Selasa, 22 September 2015

MAJU TERUS........

Dan supaya segenap Jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan pula dengan lembing. Sebab ditangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami.(ayat 47)”
1 Samuel 17:40-58
Sebuah kemenangan tercipta karena melewati sebuah peperangan sekaligus pengorbanan. Selain itu daya tahan, peralatan, strategi dan keberuntungan, juga tak bisa diabaikan
Karena peperangan muncul setiap waktu, maka setiap orang pasti mendambakan kemenangan. Kalau demikian bagaimana caranya supaya didalam peperangan yang terus menerus kita mampu meraih kemenangan?
Melalui Nats hari ini kita belajar strategi Daud saat mengalahkan Goliat. Dari sudut apapun, Daud bukanlah tandingan Goliat. Postur fhisik, factor kematangan usia, tehnologi perlengkapan perang, Goliat betul-betul super power tanpa tanding. Tetapi didalam postur yg hebat dan tehnologi alat perang tersebut, Goliat memiliki titik lemah. Daud mengenali titik lemah tersebut dan menyasarnya secepat kilat, dan kemenanganpun terjadi, Haleluyah...!! 
Peperangan dibidang apapun, mengenali lawan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan. Kita perlu mengenal siapa lawan kita dan bagaimana kekuatannya serta siasat yang dipakainya. Kemudian yg tidak kalah penting ialah mengenal kekuatan sendiri. Dengan mengenal kelebihan dankekurangan lawan serta mengenali potensi diri sendiri kita dapat memutuskan  cara yg tepat menghadapi musuh tersebut.
Dalam kehidupan rohani, musuh kita adalah dia yang pernah menjadi ‘tangan kanan Allah,’ sekaligus yang pernah mencoba merebut tahta Allah. Setan,-selain diri sendiri- dialah yang bermanifestasi dalam segala jenis kejahatan dan dalam segala godaan. Terhadap oknum ini manusia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya takluk tak berdaya. Kalau demikian apa yang harus kita perbuat? Apakah kita harus jadi pecundang sepanjang zaman? Apakah kita  akan terus jatuh pada godaan? Dan haruskah kita selalu takluk terhadap setan? Jawabannya ialah “ya” kalau Tuhan Yesus Kristus tidak turun tangan! Hanya oleh kuasa Tuhan Yesus Kristus saja kita dapat menang. 
Pergumulan apapun yang sedang kita hadapi, masalah apapun yang sedang mencengkeram hidup kita, Oleh Kristus Yesus, Allah di pihak kita dan  menopang kita dengan kekuatannya yang dahsyat. Allah yang Maha Kuasa yang menghancurkan musuh kita ada dipihak kita, Haleluya!
Pemeliharaan Allah itu sempurna adanya. Tak hanya rohani tetapi juga jasmani. Tak hanya yang bersifat kekekalan, tetapi juga yang bersifat kekinian.
Sebagai orang Kristen kita tidak boleh menyerah, melainkan berserah. Menyerah berarti takluk. Berserah artinya berjuang dengan iman dan mengandalkan kuasa Tuhan serta bertujuan utk kemuliaan Tuhan. Daud melakukan hal yang sama dan meraih kemenangan yang luar biasa, maka kitapun akan menikmati hal yang sama. 
Mujizat kemenangan terjadi bukan karena kekuatan dan ketangkasan kita. Bukan pula karena pengalaman kita, melainkan hanya karena Perkenanan Tuhan dan penyertaan Kuasa-Nya yang ajaib, camkanlah itu. Pikirkan dan lakukanlah perkara yang perkara yang besar dan bersiaplah untuk berperang,  AMIN. (Doaku menyertai saudara, Pndta Haposan Hutapea STh, MA)

Selasa, 08 September 2015

Bergembiralah!!

     
                                      Kejadian 5:1-32
                          Dan Henok bergaul dengan Allah tiga ratus tahun lagi,…(22a)

Saat membaca Kejadian 5 ini, kita menemukan kalimat yang redaksinya hampir sama, yakni kalimat yang berbicara tentang silsilah sebelas tokoh Alkitab sekaligus sebelas generasi mulai dari Adam sampai Nuh, yaitu keterangan  tentang umur menikah, anak yang mereka miliki, batas umur dan akhirnya berita ”mati”. Setelah menerangkan masa hidup mereka yang luarbiasa panjang, fiman Tuhan itu diakhiri dengan perkataan, “ lalu ia mati”. Hal apakah yang terkandung dalam kalimat tersebut yang dapat menjadi  pelajaran bagi kita?.
Melalui renungan hari ini dapat kita temukan kandungan berkat-berkat rohani yang luar biasa yang dapat memotivasi kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, yaitu:

1.Setiap mansia adalah gambar Allah yang diwariskan melalui Adam. Itu berarti semua orang berharga dimata Allah dan setiap orang harus saling menghargai. Itulah sebabnya Deklarasi HAM universal itu sangat menentukan karena mendorong  setiap orang menghargai sesamanya (ay1-2).

2. Setiap manusia dirancang Tuhan untuk mengisi hidup dengan menunjukkan  peran masing-masing mewujudkan  visi Tuhan buat Dunia. Firman Tuhan hari ini menegaskan, manusia bukan sekedar lahir, berkeluarga dan selesai. Setiap orang  dirancang menunjukkan peran aktif dan positif. Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang hanya hidup itu adalah hidup yang sia-sia (ay 3-20). Tujuh tokoh Alkitab dari Set sampai Lamekh adalah orang yang sekedar hidup. Alkitab menuliskan, keturunan mereka jahat dimata Tuhan dan hukumpun Tuhan titahkan: dimusnahkan!! Umur panjang tetapi tidak bermakna dihadapan Tuhan, Tragis. Tuhan menghendaki disetiap usia yg dikaruniakan Tuhan, kita isi dengan perkara positif.

3. Setiap manusia dirancang hidup bergaul sekaligus bergantung kepada Allah. Hidup itu harus  berdampak, demikian kesimpulannya. Dalam ayat 21-24 dituliskan Henok bergaul dengan Allah dan ditulis sampai dua kali. Artinya, hidup Henok selaras dengan Tuhan. Sebuah kualitas hidup yang menyadari kehadiran Allah dalam hidup seseorang dan mengaplikasikan nya dengan hidup yang intim dengan Sang Pencipta

4. Setiap manusia dirancang untuk memuliakan Tuhan. Nuh hidup tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah.  Nuh tampil beda dengan orang se zamannya (Kejadian 6:9). Nuh dipanggil untuk mendirikan sebuah komunitas Ilahi, demikianlah kita dipanggil menjadi berkat buat ladang Tuhan. Kita dipanggil memiliki kualitas Iman seperti Nuh yang tidak goyah saat membangun perahu ditas gunung. Kita dipanggil supaya menaklukkan logika terhadap firman Allah, seperti Nuh (Ay 32 sd 6:1-9)
Seperti Nuh, kita dipanggil taat supaya kita melihat dan menikmati berkat dan kemuliaan Allah. Sama seperti Nuh yang selamat serta menikmati berkat karena ketaatannya, demikian juga kita akan mengalaminya. Itulah sebabnya menunjukkan kualitas dan arah hidup yang bermakna itu sangat penting.

Hidup tidak sembarang hidup, melainkan hidup yang bermakna. Hidup menjadi berkmakna karena hidup satu tujuan dengan Allah. Bermula dengan berkata “ya” kepada Tuhan, maka kuasa-Nya akan menuntun kita ke jalan dan arah yang jelas dan benar serta membahagiakan. Hidup yang bermakna itu menghasilkan kegembiraan, haleluya. (Pdt H R Hutapea, STh, MA)


Sabtu, 05 September 2015

Waspadalah

(Keluaran 17:1-16)
Adakah Tuhan ditengah-tenatangah kita atau tidak? (ay 7c)
Semua orang merindukan hidupnya aman dan nyaman. Bahkan selalu berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Secara natural manusia itu memang membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya nyaman itu bukan berarti pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman dan akhirnya krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu, tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat hambatan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar saat kita hidup aman dan tetap menyenangkan Tuhan saat kita hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka, tetapi justru menjadi pelajaran baru untuk menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap dan perilaku orang Israel ini banyak melingkupi orang Kristen saat ini. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi. Sebab itu kita harus selalu menyadari bahwa Tuhan itu hadir dalam setiap situasi hidup kita. Tuhan Yesus Kristus tidak mampu dibatasi oleh apapun. Dalam kemenangan dan dalam kekalahan sekalipun Dia tetap hadir (Matius 28:20)
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh (1 Tesalonika 5:23). Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, tenang saat menghadapi tekanan serta berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan Yesus Kristus selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.



DIBERKATILAH

Shalom, selamat pagi! Firman Tuhan dari kitab  Amsal 24:3-4. *Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan*,  *dan dengan...