Samaria krisis pangan. Satu per satu mahluk hidup kelaparan. Bahkan seorang ibu
harus mengadukan teman yang ikut memakan daging anaknya karena tidak memberi
anaknya untuk mereka makan (II Raja-Raja 6:28-29). Dalam situasi kritis
tersebut empat orang kusta bertindak luhur. Orang kusta yang dikutuk
secara teologis dan diasingkan secara sosial menunjukkan diri sebagai orang
percaya sejati (ayat 3), Perbuatan mereka menunjukkan mereka bukanlah orang terkutuk melainkan
orang percaya sejati. Perbuatan apakah yang mereka lakukan sehingga kita menyebut
mereka sebagai orang percaya sejati?
Pertama, mereka bertindak
sesuai dengan iman,
Sadar bahwa ransum dari keluarga tidak mungkin lagi diharapkan,
keempat orang kusta itu berkata: “dari pada mati karena mengharapkan yang tidak
ada, lebih baik mati dalam berusaha.” Mereka merapatkan barisan, mengeratkan
kebersamaan, membulatkan tekad, membuang rasa takut, dan bergerak menuju
sasaran. Mereka bertindak dan maju menuju lumbung berkat, dan suksespun
tergapai gemilang, dahsyat!! (ayat 4-7) Setiap orang benar yang rindu bersinergi serta bertekad teguh pasti meraih
keberhasilan dengan merubah masalah menjadi peluang, haleluya….!!(Yesaya
41:10)
Kedua, mereka rela berbagi (ay 9)
Kerja keras bulat tekad berhasil. Yang kelaparan kini menjadi
kenyang. Dari orang yang sangat miskin, mereka kini menjadi kaya. haleluya !!. Mereka
layak bermegah dan menikmatinya sesuka sendiri. Namun hal itu tidak mereka
lakukan Dan didalam kelimpahannya mereka bertindak luhur. Mereka percaya
keberhasilan adalah perbuatan Tuhan bukan
usaha mereka semata. Hal itu mendorong mereka untuk berbagi. Mereka membuang kepentingan
diri sendiri dan memikirkan saudara mereka yg dilanda kelaparan (band dgn Gal
6:9-10). Mereka berkata marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita,
dan mereka melakukannya. Mereka menepati kesepakatan yang mereka janjikan.
Itulah tujuan Tuhan untuk keberhasilan umat-Nya, berbagi!!
Ketiga, pengampunan yg
tulus (10-11)
Orang Kusta itu berbagi kepada orang-orang yang menghina dan mengusir
mereka, luar biasa. Inilah esensi karakter orang beriman. Disitu terkandung
pengampunan dan kesaksian. Disisihkan dari lingkungan social, diusir dari
kampung halaman, merupakan sebuah pengalaman yang menyakitkan. Hak hidup
berkomunitas dan hak bersosialisasi hilang secara paksa. tetapi mereka membuka
pintu maaf. Mereka yang ter-aniaya menjadi berkat besar, luar biasa !! Mereka
berkata, “ marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita”, dan mereka
melakukannya. Itulah nilai iman kristiani (Lukas 6:27-36). Setiap Krisis harus
kita buat semakin meningkatkan Persekutuan
.
Setiap pencapaian merupakan hasil perjuangan
berat. Disana Pikiran, tenaga dan waktu dicurahkan. Semuanya anugerah Tuhan.
Panggilan sebagai orang Kristen adalah diberkati supaya menjadi berkat. Terhadap
sesame dan pekerjaan Tuhan. Di ayat 9 dikatakan: hari ini adalah hari baik. Artinya, kita harus selalu
mengingat bahwa setiap keberhasilan adalah dari Tuhan, dan kita harus pakai
memuliakan Nama Tuhan. Kiranya melalui keteladanan keempat orang kusta ini, kita
akan semakin termotivasi untuk terus memelihara kebersamaan, melepaskan
pengampunan sekaligus menunjukkan keperdulian. Demikianlah Kristen sejati, Amin
Doa: Tuhan Yesus Kristus, ajar aku untuk hidup sesuai
dengan rencana-Mu, yakni menjadi Kristen sejati. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar